Assalamualaikum sobat biker, seperti sobat ketahui di artikel kemarin YIMM telah secara resmi mulai menjajal pasar sepeda motor listrik dengan melakukan “market trial” di tanah air. Walau secara hakiki produksi untuk masyarakat umum belum ada hilalnya untuk saat ini, namun Elang coba sharing pengalaman mengendarai sepeda motor listrik buatan Yamaha yang sudah lebih dulu mengaspal di negeri Taiwan sana.
Dan seperti sobat ketahui bahwa untuk uji coba Yamaha Electric Vehicle ini Yamaha Indonesia menggandeng beberapa rekanan, ada empat institusi diantaranya Kebun Raya Bogor, Universitas Pelita Harapan (UPH), PT. Mitsubishi Motors Krama Yudha Indonesia dan The Breeze BSD, Yamaha E-Vino akan dipakai di lingkungan internal mereka. Nah semoga tulisan sharing ini bisa menjadi referensi tambahan untuk pengguna motor electric Yamaha di instansi terkait. Monggo disimak sob.
Sekilas secara penampilan Yamaha Electric Vehicle yang diperkenalkan ini mirip dengan Yamaha Fino yang beredar disini, namun aslinya punya ukuran lebih imut dan desainnya lebih mengalir kalau menurut Elang mah. Fitur-fitur standar keselamatan tergolong lengkap mulai dari kaca spion, lampu sein dan klakson yang bunyinya sama dengan klakson motor-motor lain pada umumnya. Walau hanya motor listrik tapi kemarin Elang intip lampu headlamp yang dipakai sudah tipe Halogen loh, sedikit lebih terang dari lampu bohlam biasa.
Fitur-Fitur Yamaha Electric Vehicle
Melirik area dashboard, informasi yang ditampilkan tergolong lengkap sob dan sudah full digital, ada speedometer, batere status, indikator lampu sein, riding mode indikator dan engine warning light mirip fungsinya seperti di dashboard motor injeksi buat ngasih kode kesalahan. Odometernya juga cukup lengkap sob ada odometer dan trip meternya.
Lanjut ke bagian inti yang menarik dari keseluruhan paket motor listrik ini, di kompartemen bawah jok jika di motor lain digunakan sebagai bagasi tapi di E-Vino disinilah tempat sumber tenaga berada. Didalamnya tersedia 2 batere, 1 yang terpasang ke sistem satunya lagi buat cadangan. Kapasitas baterenya adalah bertegangan tinggi 50V 10Ah atau berdaya 550WAh. Dari klaim pabrikan di sesi test ride kemarin sekali full charged batere motor ini mampu melaju hingga 30km, tapi macet tidak termasuk loh ya, dan kecepatan maksimum Yamaha E-Vino ini maksimal 50kpj. Trus berapa lama waktu ngecharge yang dibutuhkan untuk isi penuh baterenya? Hanya butuh waktu 3 jam sob, dan kalau sudah penuh sistem charging di baterenya otomatis cut off, wih udah canggih aja mirip HP Smartphone jaman now 😀
Dan sistem baterenya ini sudah Plug and Play modelnya alias bisa dilepas dengan mudah. Dan kerennya lagi komponen baterenya punya sistem Self Diagnostic sendiri sob, bisa tau kapasitas baterai tinggal berapa hanya dari sinyal bar lampu indikatornya. Tekan selama 10 detik maka akan muncul kode lampu yang menyala, kode ini bisa dicocokan ke buku manual untuk mengetahui arti kode kerusakannya. Tekan yang lama lagi sekitar 20 detik maka akan ada sinyal bar lampu lagi menandakan sisa kapasitas batere, ini juga bisa dilihat panduannya di buku manual.
Lanjut lagi yuk turun ke bagian penggerak dibawahnya, sekilas tadinya Elang berpikir ini mirip komponen CVT, tapi ternyata dari penjelasan Yamaha ini bukan CVT mas, putaran motor langsung ke roda, mirip sistem penggerak di Tamiya kurang lebihnya.
First Impression Riding Yamaha Electric Vehicle
Nah sekarang Elang ulas bagian first impression riding bersama Yamaha E-Vino kemarin. Motor listrik ini canggih juga sob, motor control unitnya menyediakan 3 pilihan riding mode yakni Standar, Power dan Boost. Sebelumnya Elang ajak dulu gimana proses awal mulai menghidupkan motor listrik ini, ternyata gampang banget.
Pertama pastikan standar motor sudah diangkat untuk memulai riding, putar kunci kontak ke ON lalu layar dashboard akan menyala. Tekan tombol ‘Mode’ sebelah kiri untuk mengaktifkan lampu hijau mode ‘Run’, kalau belum mode Run motor tidak akan jalan sob. Untuk merubah mode dari Standar ke Power cukup tekan tombol Select sebelah kanan. Feel yang Elang rasakan dari mode standar ke power tidak ada perbedaan signifikan, tapi begitu tekan tombol Boost di setang kanan feelnya seperti ada tambahan tenaga di akselerasinya.
Di area indoor tenis Elite Club Epicentrum kemarin top speed yang Elang coba cukup 28kpj saja, trek terbatas banget. Di kecepatan segitu performa remnya ya jelas masih mumpuni banget, double teromolnya masih mumpuni buat mengurangi putaran roda hingga berhenti.
Pastinya motor listrik seperti ini gak pake suara, tiba-tiba udah melesat aja seperti sepeda meluncur.
Kurang lebih ini dulu review first impression dan mengenal fitur-fitur basic sebuah sepeda motor listrik buatan Yamaha ini sob, semoga Indonesia segera siap menyongsong era baru persepedaan motor dengan tenaga listrik.
Baca juga artikel pilihan ElangJalanan.NET
- Masih belum dikatakan “keren” jika bawa motornya masih seperti ini
- Catatan Perpanjang STNK 5 tahun dan Ganti Plat di SAMSAT Jakarta Timur
- Review Ban Corsa Platinum R99, memang ajib buat cornering
- Apresiasi untuk bengkel resmi yang buka hari Minggu
- Masih bingung dengan aki kering New Jupiter MX, awet bener..
- Cairan Anti Bocor di Ban Tubeless? Lebih baik enggak deh..
- Jawaban tentang kontra kenapa jari tidak boleh standby di rem depan
- New Honda BeAT Street eSP hadir, cocok nih buat anak muda yang ekspresif
- Mencoba belanja ban di PROBAN Motoparts, harganya lebih murah dari sebelah ternyata
- Pembenaran kebiasaan melipat kaca spion di motor fairing? Bisa jadi karena…
Leave a Reply