Assalamualaikum sobat biker, Sabtu kemarin masih di acara perilisan Yamaha Mio S Tubeless & Ban Lebar, Yamaha memberikan kesempatan kepada media dan Blogger untuk sesi test ride. Kesempatan ini gak Elang sia-siakan untuk mendapatkan feel riding di atas matic entry level yang kini sudah menganut headlamp dengan lampu LED.
Sebelum ke test ride, Elang ajak dulu sobat pembaca untuk mengenal lebih dekat Yamaha Mio S Tubeless ini. Seperti sudah Elang ulas di artikel sebelumnya, Yamaha Mio S Tubeless membawa beberapa fitur baru seperti headlamp dengan lampu LED. Dibagian atas headlamp adalah posisi lampu utama, bagian bawah untuk lampu jauh, kemudian disampingnya adalah 2 buah lampu sein. Ada tambahan lampu berwarna biru disamping lampu utama yang berfungsi sebagai lampu posisi.
Masih seputar lampu-lampu, Mio S Tubeless menghadirkan fitur lampu Hazard untuk sinyal dalam kondisi darurat. Untuk mengoperasikan cukup geser saklar lampu Hazard ke kiri maka 2 lampu sein akan berkedip bersamaan. Saat lampu Hazard aktif, maka lampu sein tidak akan berfungsi, mengoperasikannya harus salah satu aktif.
Kemudian yuk coba kenalan dengan fitur ABS nya (Answer Back System), pengoperiannya cukup mudah, tinggal tekan sekali tombol di anak kunci maka motor akan mengeluarkan bunyi, fitur ini bisa digunakan maksimal untuk jangkauan jarak 20 meter.
Beralih ke area dek tempat pijakan kaki, Mio S menawarkan space lega untuk kaki bisa nongkrong, yang Elang rasakan jauh banget bedanya dengan space untuk kaki di Mio M3. Bahkan kemarin ada rekan media yang Elang perhatikan punya postur tinggi 180an, kakinya gak ada kesulitan untuk keluar masuk area dek, lega euy.
Masih di area dek, terdapat cantolan barang yang cukup fungsional, saat tidak dipakai cantolan bisa dilipet, jadi terkesan dinamis.
Beralih turun ke bawah, ban tapak lebarnya punya kembangan yang cukup bagus, terdapat ulir zig zag di bagian tengah ban dan belahan ulir ban hingga ke pinggir, model ini diyakini efektif membuang air saat melintasi track basah. Ukuran ban depan 80/80-14 dan belakang 100/70-14 sudah tubeless yang bikin nyaman perjalanan. Velg juga menggunakan velg khusus untuk ban tubeless ini, didalamnya ada semacam coakan untuk menahan ban tidak mengkerut kedalam saat ban kurang tekanan angin.
Terakhir kita intip bagian belakang, fix sama plek desain buritan dan stoplampnya dengan Mio series sebelumnya gak ada perbedaan sob. Sayang ya, mestinya sektor ini bisa dipoles lagi agar lebih punya karakter untuk menunjukkan bahwa ini adalah “Mio S” saat dipandang dari pengendara lain di belakang.
Nah saatnya kita ulas soal feel impresi riding bersama Mio S, arena test ride hanya terbatas di area parkiran Segarra Resto Ancol yang lintasannya dari paving block. Saat pertama duduk di jok Mio S ini joknya lembut khas Yamaha, kedua kaki Elang bisa menapak sempurna, wajar lah wong seat height matic entry level ini cuma 75 cm 😀
Arena test ride didesain dengan obstakle cone-cone yang disusun agar tester bisa bermanuver slalom dan membentuk figure 8. Yo wis ditrek yang sedemikian pendek gak mungkinlah untuk menggali performa, hanya 2 hal yang ingin Elang coba, handling dan pengeremannya.
Oke kita test, sentakan tarikan awal feelnya buat Elang sedikit kurang nampol, entah kalau untuk putaran menengah dan atasnya, Elang rasa akan persis dengan mesin Mio Blue Core series lainnya karena memang di Mio S tidak ada perubahan di sektor mesin ini.
Lanjut masuk slalom, nah disinilah terasa banget pengaplikasian ban tapak lebar di Mio S ini cukup memberikan kenyamanan handling saat meliuk-liuk santai. Bannya lumayan gigit di track yang berbasis pavling blok ini. Nampaknya Yamaha memang fokus ke handling untuk pengembangan varian Mio S ini.
Yang kedua yang bisa Elang coba adalah sisi pengereman, feel pengereman di Mio S bagi Elang bisa dikatakan tetap positif khas Yamaha, pakem, tapi itu dalam koridor kecepatan baru 35kpj kemarin 😀
Kurang lebih hanya itu saja point yang bisa Elang gali, gak banyak. Nampaknya harus coba motor ini dalam mode daily use nih, buat Elang patokan motor matic bertenaga atau enggaknya itu gimana sensasi saat motor dipake berboncengan berdua melibas tanjakan misal di Puncak atau Lembang, loyo atau ngisi terus harus dibuktikan.
Moga YIMM nanti berbaik hati mau meminjamkan unit test untuk Blogger nih.
Monggo dikomentari sob.
Baca juga artikel pilihan ElangJalanan.NET
- Masih belum dikatakan “keren” jika bawa motornya masih seperti ini
- Catatan Perpanjang STNK 5 tahun dan Ganti Plat di SAMSAT Jakarta Timur
- Review Ban Corsa Platinum R99, memang ajib buat cornering
- Apresiasi untuk bengkel resmi yang buka hari Minggu
- Masih bingung dengan aki kering New Jupiter MX, awet bener..
- Cairan Anti Bocor di Ban Tubeless? Lebih baik enggak deh..
- Jawaban tentang kontra kenapa jari tidak boleh standby di rem depan
- New Honda BeAT Street eSP hadir, cocok nih buat anak muda yang ekspresif
- Mencoba belanja ban di PROBAN Motoparts, harganya lebih murah dari sebelah ternyata
- Pembenaran kebiasaan melipat kaca spion di motor fairing? Bisa jadi karena…
Leave a Reply