Halo Biker, hari Jum’at Elang coba sajikan artikel serial Jum’at, tulisan ini hanya berisi artikel-artikel ringan untuk nasehat, karena salah satu kewajiban diri adalah saling nasehat menasehati dalam kebenaran. Elang mencoba kembalikan ke hati nurani ketika menulis ini karena yakin hati nurani gak pernah salah dalam menyikapi berbagai pilihan.
Tema artikel ini mencoba mengulas tentang semangat ngeblog, mencoba meluruskan kembali pakem-pakem etika dalam ngeblog itu sendiri seperti apa. Elang gak memandang tujuan dari masing-masing blogger mendirikan blog untuk apa, namun yang ingin Elang sampaikan disini adalah etikanya.
Ngeblog itu idealnya didasari dari semangat ingin berbagi, bisa berbagi ilmu, pengalaman, ataupun fakta-fakta nyata yang bermanfaat untuk diketahui pembaca. Postinglah sesuatu jika itu akan bernilai manfaat bagi pembaca, dan tahanlah untuk tidak menulis sesuatu yang bisa menjadi mudarat bagi pembaca.
Cara filternya gimana? Kembali lagi tanyakan ke hati nurani, simpelnya jika ingin berbagi ilmu, tulislah ilmu itu berdasarkan kemampuan yang sobat miliki sendiri, bukan berdasarkan baca dari referensi google lalu dishare tanpa memahami makna yang dibaca. Ilmu yang melekat karena diajarkan kembali biasanya lebih mengalir jika ditulis ketimbang ilmu yang baru pertama kali dibaca lalu dishare.
Lalu ketika menulis sebuah pengalaman, entah itu riding, test ride, review something, tulislah apa adanya secara objektif. Jangan menulis sesuatu yang berat sebelah karena faktor ‘gak enak’ atau penyakit akut ‘fansboy’. Asin ya asin, manis ya ditulis manis jika sedang mereview sebuah masakan misalnya.
Yang berat adalah ketika sobat ingin share berita yang lagi tren, entah untuk tujuan mendapatkan traffic tinggi, disini Elang tidak menyalahkan tujuannya tapi berhati-hatilah dalam menshare berita. Kebenaran berita di media sangat sulit kita dapatkan di posisi kita sebagai user awam yang jauh dari aktor pelakon dalam berita tersebut. Dekat saja bahkan berteman dengannya keseharian boleh jadi kebenaran disingkap oleh teman, bagaimana dengan ini yang dengan si fulan saja kita tidak mengenalnya baik tapi jari ini dengan mudah ikut-ikutan latah menshare berita begini begitu. Ini bisa masuk kategori ghibah dan fitnah, gak ada manfaatnya buat pembaca, bertabayunlah dan perlu usaha extra untuk kroscek kebenaran sebuah berita.
Dan ada lagi tipikal blogger yang kadang demi menarik minat pengunjung di akhir artikel disisipkan foto yang mengumbar aurat, atau justru dengan bangga mendedikasikan artikel khusus galeri SPG, kalau ditanya ini semangatnya untuk apa? Ini memang kembali ke keyakinan masing-masing, namun bagi sobat yang Muslim pasti tau banget bahwa apa saja karya dan perbuatan akan diminta pertanggungjawabannya di yaumil akhir nanti.
“Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberikan kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan (Yasin: 65)
Berpikir berat sedikit, bayangkan ketika sobat sudah tiada namun belum sempat menghapus konten-konten yang berbau pornografi tadi, hm.. di keyakinan Elang dosa itu akan terus mengalir sampai ke umat terakhir yang melihatnya, sungguh kerugian yang nyata.
mantab nasehatnya kangg
super sekali… mantab mas
Menulislah dengan penuh semangat berbagi, “Sebaik-baiknya Ilmu adalah yang bermanfaat dan disebar ke orang lain” makasih mas artikelnya, bagi bagilah ilmu ngeblognya
Kapan kita riding bareng lagi, koyone aku fleksibel waktune 🙂
podo mas, wektku saiki yo fleksble, aku lah pengen ke sawarna mas, piyee ?
Nah kapan penake kui, tapi nginep yo?
Nah tuh SPG …
“كلكم راعي وكلكم مسئول عن راعيته”
mantab mas, nasehatanya , joss banget..
thanks hehe
Suwun mas, sami-sami 🙂
jemur sik
kalo baca judul yang mengandung ghibah atau berita yang tidak pasti malah jadi gimana gitu, bukannya apa-apa, kok menurut saya nggak pas..
kemudian baca judul yang heboh dan disebar dimana-mana, ndilalah isinya ternyata biasa saja, lhadalah, ini lagi apa.. opo yo wangun..
ya kembali ke diri masing-masing sih.. urusan dosa dan pahala ditanggung masing-masing.. toh sudah usaha untuk bersama jadi lebih baik..
betul kang, urusan dosa memang akhirnya di tanggung masing-masing, tapi kalau tetangga sendiri melakukan kekhilafan, kita punya kewajiban untuk saling mengingatkan, karena boleh jadi di yaumul hisab nanti mereka bisa nuntut balik ke Allah, kok si fulan gak nasihati kami..padahal kami sering main bareng selama hidup, hm..