Konsumen R2 Indonesia memang sensitif dengan desain

Pembaca sekalian, judul ini saya tulis untuk menggambarkan keadaan konsumen roda dua di tanah air yang begitu unik, karena memiliki selera yang tinggi dalam memilih atau menilai suatu produk sepeda motor. Kenapa konsumen Indonesia cenderung lebih memperhatikan desain ketimbang performa ataupun durabilitas mesin?

Menurut EYD ini dikarenakan ekspetasi rata-rata konsumen disini kepengen merasakan moge atau streetfighter sejati. Namun faktor ekonomi Indonesia dan juga penerapan pajak barang mewah atas kendaraan roda dua di atas 250cc menjadi batu sandungan masyarakat Indonesia untuk dapat mencicipi atau memiliki motor-motor kelas superbike maupun streetfighter. Alhasil fenomena di tanah air banyak para konsumen yang memodif motor-motor tunggangannya untuk merubah desain dengan berkiblat ke motor-motor moge diluaran sana.

Berbeda mungkin dengan kondisi diluar Indonesia khususnya di negara-negara besar, konsumen disana tidak lagi menuntut desain yg sporty atau streetfighter abis, lah wong sudah jadi barang mainan sehari-hari mereka dijejali produk-produk moge yang seperti itu, dan terjangkau oleh finansial konsumen pula. Kebanyakan mereka saat ini lebih mementingkan fungsionalitas dan performa mesin. ATPM menggelontorkan model kayak apapun pastinya diterima konsumen. Fungsionalitas disini dicontohkan seperti kendaraan-kendaraan untuk keperluan touring, yang mengusung bagasi luas. Performa disini dicontohkan motor-motor superbike yang digunakan konsumen memang untuk menyalurkan hobi speedfreaknya di lintasan sirkuit maupun untuk touring jarak jauh.

Jadi wajar konsumen Indonesia masih sensitif dengan faktor detail atau desain sebuah produk motor karena mindset konsumen saat ini masih wannabe terhadap moge. Maka tidak heran jika ada suatu ATPM mengeluarkan produk baru yang gak sesuai dengan mindset, langsung dicerca habis-habisan πŸ˜€ dianggap produk gagal. Dan memang benar adanya tipe-tipe motor yang secara desain tidak memenuhi ekspetasi konsumen ini kurang moncer penjualannya.

Last, persaingan antar ATPM di 2011 ini rasanya akan ketemu titik jenuh jika hanya menggelontorkan produk-produk yangΒ  tanggung. Kita berharap ATPM mau dengar dan semoga di 2012 persaingan ATPM tidak lagi monoton hanya berkutat ke stripping atawa fitur-fitur yang kurang signifikan, konsumen maunya sesuatu yang memiliki kesan lancip dan kekar πŸ˜€ (artikel buat ngomporin R15 & KTM Duke agar brojol buru-buru) πŸ˜€

Silahkan dikomentari.

2 Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*