Halo Biker, menarik bagi Elang setiap kali bertemu dengan teman-teman biker dari ojek online, entah itu Gr*b, Go**k maupun Ub*r, ada aja prilaku yang bikin tersenyum dan membayangkan seandainya saja komunitas motor yang katanya brotherhood bisa memaknai apa arti brotherhood sebenarnya di jalanan.
Sudah mahfum walau tidak semua, pandangan sebagian besar masyarakat ketika mendengar nama “komunitas motor” atau “klub motor” masih terlintas image negatif di benak masyarakat. Semua itu terbentuk dari akumulasi berbagai sikap dan prilaku oknum yang mengaku biker tampil arogan di jalanan, melanggar rambu-rambu lalu lintas dan puncaknya dengan semakin maraknya prilaku begal yang dilakukan geng-geng motor.
Walau demikian, Elang tetap yakin masih ada dan banyak komunitas motor maupun klub motor di luar sana yang terus berusaha mengembalikan image biker kembali positif ditengah-tengah masyarakat dengan berbagai usaha dan aktivitasnya.
Adalah komunitas motor ojek online yang bisa dijadikan contoh bagaimana sebuah komunitas motor bisa tampil solid, saling tolong menolong antar biker, saling tegur sapa setiap berpapasan layaknya seperti semut, selain itu kehadirannya juga diterima sangat baik ditengah-tengah masyarakat. Memang sih mereka para biker ojek online bisa solid karena memiliki satu ikatan pekerjaan yang sama, tujuan yang sama melayani customer. Dan bagi masyarakat pun kehadiran layanan ojek online menjadi solusi untuk kebutuhan transportasi mereka.
Sangking eratnya hubungan mutualisme ini, kehadiran komunitas motor ojek online ditengah-tengah masyarakat sudah seperti teman yang menyenangkan. Ketika tengah malam atau dini hari buta berjumpa dengan pemotor ojek online rasanya seperti ada teman yang menenangkan, bukan lagi memandangnya seperti melihat biker yang perlu was-was menghadapinya, itulah hebatnya komunitas motor yang satu ini.
Nah bercermin dari fenomena eksistensi komunitas motor yang berasal dari ojek online ini, kira-kira bisakah komunitas motor lain (mau cc kecil maupun gede) menerapkan azas ini sehingga punya win-win solution bermanfaat bagi anggota maupun bagi masyarakat sekitar? Pengalaman Elang dulu terjun di sebuah komunitas motor (2006 s/d 2008) kegiatannya ya gitu-gitu aja sih, kalau gak kopdar ya touring, sekali-kali mengadakan bakti sosial ke korban bencana. Itu semua sudah bagus, namun akan lebih bagusnya kalau komunitas motor punya rutinitas aktivitas yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Kalau ojek online sudah jelas manfaatnya dikenal sebagai jasa transporter/kurir, nah kira-kira potensi manfaat apa yang bisa diisi komunitas motor umum?
Sampai tulisan ini Elang publish, belum ada memang gambaran apa yang bisa dilakoni komunitas motor agar bisa menyatu dan dirasakan manfaatnya bagi sekitar. Namun kalau berbicara ide gila, salah satunya bagaimana kalau komunitas motor punya agenda rutin misal 2 minggu sekali atau sebulan sekali membersihkan pantai-pantai, taman atau objek wisata secara sukarela. Ditentukan destinasi pantai atau objek wisatanya secara bergiliran, tentunya berkoordinasi dengan pihak pengelola tempat wisata. Dengan kegiatan seperti ini dan rutin, Insyaallah touringnya dapet, brotherhood dan kebersamaannya makin kebentuk dan yang paling penting pelan namun pasti sebuah “komunitas motor” punya tempat tersendiri di masyarakat. Gak masalah sih dapet citra “oh komunitas motor anu ya, yang sering bersihin pantai anu” yang penting bermanfaat dan bisa dekat dengan masyarakat.
Last ini hanya ide gila, butuh kematangan berpikir untuk setiap komunitas bisa mulai melakukan “sesuatu” yang berbeda. Kembali inti tulisan ini adalah bagaimana membuat citra “komunitas motor” bisa menjadi dekat dan dibutuhkan oleh masyarakat seperti yang dicontohkan oleh komunitas motor ojek online 🙂
Ojek online itu orientasinya bisnis.
Baik pemilik usaha aplikasinya, maupun mitra pengendaranya, mereka bersimbiosis mutualisme didasari oleh faktor ekonomi sbg motivasi utamanya.
Namun justru dg kesamaan “visi dan misi” itulah mereka jadi solid dan eksis, lha wong namanya cari nafkah kok…. 🙂
Dan yg namanya cari nafkah kan sifatnya “long term”, seumur hidup, kalo nggak “narik” ya nggak makan 😉
Belum lagi pihak konsumen juga butuh jasa transportasi, ya klop laah….
Itulah yg menjadi dasar mengapa mereka ini “eksis” dan “bermanfaat” bagi sesama
Sementara klub motor atau komunitas belum tentu memiliki hal2 diatas tsb sbg dasar pijakan berkumpul bersama.
Terutama kalau bicara faktor “motivasi” atau “kebutuhan” yg cukup kuat utk berkumpul dan bergerak.
Mungkin saja ada klub/komunitas yg demikian, tapi coba deh lihat tingkatan prioritas dalam hidupnya, nanti akan kelihatan sendiri.
Kalau hal mendasar tadi terpenuhi, maka akan sangat mudah bagi sebuah perkumpulan utk mewujudkan konsep “bermanfaat bagi sesama”
Betul kang, btw contoh komunitas vespa semangat persaudaraannya paling terasa ketika di jalanan, beda dengan motor-motor lain 😀