Halo Biker, melanjutkan perjalanan wisata bersama HC3 AHM masih dalam tema Blogger Family Gathering, hari pertama begitu keluar dari Stasiun Cirebon langsung menuju objek wisata pertama yakni Keraton Kasepuhan yang menjadi ikon kota Cirebon. Berbeda dengan Keraton Yogyakarta yang masih aktif kegiatan pemerintahan kesultanannya, Keraton Kasepuhan Cirebon sudah tidak aktif, hanya berfungsi sebagai pimpinan dalam adat istiadat. Keraton ini menjadi tempat yang menyimpan sejarah kerajaan Islam di Cirebon, tempat para pendiri Cirebon bertahta.
Untuk menuju Keraton Kasepuhan tidak sampai 30 menit kalau dari Stasiun Kereta Cirebon, setelah tiba rombongan pun mulai masuk ke pintu utama Keraton. Di depan Keraton Kesepuhan Cirebon terdapat alun-alun yang pada waktu zaman dahulu bernama Alun-alun Sangkala Buana yang merupakan tempat latihan keprajuritan yang diadakan pada hari Sabtu atau istilahnya pada waktu itu adalah Saptonan. Sayangnya ketika Elang lihat alun-alun ini seperti tidak terawat, rumput-rumput ilalang yang sudah cukup tinggi dibiarkan begitu saja.
Masuk halaman pertama adalah komplek Siti Inggil, secara arti adalah tanah yang tinggi, memang tanahnya lebih tinggi dari alun-alun di depan, sebagai tempat Sultan memantau kegiatan di alun-alun. Ohya ada sebuah masjid di dekat Siti Inggil yang cukup unik, disini kalau sholat Jum’at azannya 7 kali dan ceramahnya tidak menggunakan bahasa Indonesia ataupun Sunda, tapi pakai bahasa Arab 🙂 begitu ujar pemandu wisata.
Masuk ke halaman kedua yang dibatasi oleh tembok bata di dalamnya terdapat 2 tempat, sisi kanan ada Langgar Agung yang masih terus difungsikan untuk sholat 5 waktu. Kemudian di seberangnya sendiri ada sebuah sumur tua yang dulunya untuk tempat memberi minum kuda.
Di halaman ketiga terdapat gerbang pintu yang dulunya dilengkapi dua daun pintu terbuat dari kayu, jika dibuka dan ditutup akan berbunyi gledegan makanya disebut pintu gledeg.
Masuk ke dalamnya di sebelah kanan terdapat Museum Benda Kuno, di dalamnya kita bisa melihat benda-benda kuno peninggalan kerajaaan dan zaman perang dulu.
Setelah itu rombongan diajak masuk ke bangunan induk Keraton, tapi gak bisa masuk lebih dalam lagi, bangunan ini merupakan tempat Sultan melakukan kegiatan kesultanan.
Lanjut ke Museum Kereta, tadinya ketika masih berada diluar dikira museum kereta api, ternyata di dalamnya tersimpan kereta kencana Sultan yang cukup besar, rodanya masih terbuat dari kayu. Uniknya di kereta kencana Singa Barong ini sudah menggunakan sistem suspensi kuno dan desain bannya ituloh orang jaman dulu sudah memikirkan desainnya yang membuat ketika becek, kotoran tidak mengenai badan kereta tapi membuangnya keluar, canggih.
Kurang lebihnya hanya tempat-tempat ini yang berkesan di ingatan Elang kemarin, walau masih banyak tempat-tempat cuma Elang lupa namanya. Di dalam Keraton inilah Elang bisa melihat silsilah kesultanan Sunan Gunung Jati yang ternyata jika dirunut ke atas, masih bergaris keturunan langsung ke Sayyidina Ali bin Abu Tholib.
Next lanjut jalan-jalan ke Gua Sunyaragi yang gak kalah berkesan, karena menurut ceritanya dulu ada salah satu gua di dalamnya yang di zaman Sunan begitu masuk ke dalam gua bisa langsung tembus sampai ke kota Makkah Al Mukaromah, subhanallah, stay tuned cerita perjalanannya.
Mangstabbbbbb Pak
https://ru88ercookie.com/2016/04/20/produk-baru-lagi-yamaha-tracer-700-mt-07-khusus-touring/
Tugas kelas 10 SMA saya ngubek-ngubek tentang keraton dan motif batik yang dimiliki. Jadi pengen kesana euyyy
Pengantennya bawa gudibek? #halah….
mantap, keren keren gambarnya kak