Bagaimana posisi berboncengan yang ideal dalam kaidah defensive riding?

posisi berbonceng aman
pic: indonesiautosblog

Halo Biker, kita lanjut lagi seri bahasan defensive riding untuk menambah pengetahuan berkendara yang baik dan aman. Kembali mengenal kaidah defensive yang mengajarkan bagaimana kita bisa terhindar dari masalah, kaitannya kita sebagai pengguna jalan raya. Tulisan ini mencoba mengamati beberapa kebiasaan berboncengan sepeda motor sehari-hari di sekeliling kita begitu mengundang potensi resiko terjadinya kecelakaan.

Masih berhubungan dengan tema sebelumnya seputar riding posture, bagaimana sih posisi berboncengan yang baik dan aman? Simpelnya coba Elang jabarkan dalam point-point utama agar mudah dipahami dan mudah mengkoreksi kebiasaan mana yang perlu diubah.

  • posisi duduk pembonceng adalah rapat dengan pengendara agar tidak ada space/jarak yang bisa menganggu keseimbangan kemudi pengendara. Jika pembonceng membawa tas bisa diletakkan ditengah, selain lebih aman dari tangan-tangan jahil copet juga agar distribusi bobot antara pembonceng dan pengendara menjadi menyatu.
  • posisi tangan jika memungkinkan mendekap perut pinggang pengendara, jika tidak memungkinkan minimal posisikan kaki pembonceng menjepit pangkal paha pengendara, intinya agar distribusi bobot pembonceng dan pengendara lebih menyatu sehingga pembonceng bisa mengikuti irama manuver si pengendara. Mungkin anda sering mengalami ketika membawa pembonceng ketika anda berbelok ke kiri, body pembonceng melawan ke arah kanan, dan sebaliknya. Nah ini karena pembonceng terlalu jauh duduknya tidak rapat, bisa juga disebabkan karena manuver anda dianggap terlalu kasar sehingga pembonceng tidak siap dan melawan gerak manuver anda. Kalau tangan tidak mendekap, boleh posisi tangan diletakkan di paha sendiri.
  • pandangan pembonceng usahakan tetap kedepan berfungsi sebagai mata kedua bagi pengendara membantu membaca situasi potensi bahaya di depan.
  • usahakan pembonceng tidak melakukan aktivitas lain seperti bermain hp atau mendengarkan musik yang dapat mengganggu konsentrasi saat berboncengan.

Nah pasti muncul pertanyaan, kalau di masyarakat kita kan sudah lazim mas berboncengan menyamping, apakah itu diperbolehkan? Memang betul sudah menjadi bagian dari budaya disini dan beberapa negara Asia lain seperti India berbonceng kesamping. Posisi ini punya potensi bahaya lebih tinggi karena pembonceng lebih mudah terjatuh dan bagi si pengendara akan mengurangi keseimbangannya karena beban akan lebih berat ke samping kiri dimana arah kaki menyamping.

Dalam literatul teknik berkendara aman dimanapun, tidak ada kaidah berbonceng dengan posisi menyamping. Namun karena sudah budaya, bagaimana kita menyikapinya. Simpelnya dari pengendaranya kembali, harus ekstra hati-hati cara membawa motornya, tidak bermanuver secara kasar ketika menikung.

Walaupun demikian bagi pembonceng yang umumnya karena alasan bawa rok pendek, kebaya atau sedang hamil tua bisa melakukan beberapa pakem keselamatan seperti ini.

  • posisi duduk tetap rapat dan posisi tangan sama usahakan mendekap pengendara jika memungkinkan, jika tidak cukup dengan memegang bibir jok motor. Ini tujuannya sama agar tidak ada jarak sehingga distribusi bobot pembonceng dan pengendara menjadi menyatu untuk memudahkan pengendara bermanuver.
  • pandangan mata juga sama tetap ke depan membantu sebagai mata kedua pengendara.

Monggo bagi yang punya opini dan referensi lain tentang cara berbonceng aman, yuk berdiskusi di kolom komentar. Berikut beberapa gambaran posisi boncengan yang ideal.

 

5 Komentar

  1. Apa mas elang pernah protes ke pabrikan motor mengapa kok motor sport kursinya dibuat split sehingga jadi lebih tidak aman?

    Di motor yang kursinya split, apa memang cara boncengan masih tetap sama? Kasihan yang depan deh.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*