Teknik Pengereman dalam kondisi Darurat (safety riding course)

pengereman darurat
pic: motorcyclenews

Halo Biker, kita lanjut bahasan dalam safety riding terkait pengereman, memang dalam defensive riding mindset kita selalu diarahkan untuk bagaimana terhindar dari sebuah masalah, ketika kita sudah memaksimalkan pakem-pakem keselamatan berkendara di jalan raya namun orang lain belum tentu melakukan hal yang sama dengan kita. Karena itu kita perlu memiliki keterampilan untuk bagaimana sikap reaksi terbaik pada saat menghadapi kondisi darurat.

Melatih skill teknik pengereman darurat ini perlu dikembangkan oleh setiap pengendara motor agar terhindar dari kecelakaan, lakukan di area aman dan sepi. Untuk memulainya bertahap dari kecepatan rendah sambil mengenali karakter kontrol rem motor anda.

Bagaimana tekniknya? Untuk simulasi mendapatkan jarak pengereman paling pendek lakukan pengereman depan dan belakang secara bersamaan seperti dikocok, teknik ini biasa dikenal dengan nama threshold braking atau squeeze. Jika motor menggunakan kopling, dalam kondisi darurat kopling boleh ditarik sambil melakukan pengereman depan dan belakang. Gunakan feeling anda, ketika roda hampir selip, lepaskan kedua tuas rem lalu ulangi kembali pengereman depan belakang secara bersamaan sampai motor berhenti. Proses ini berlangsung sangat cepat tidak lebih dari 2 detik.

Prinsip ini meniru cara kerja ABS (Anti-Lock Braking System) dimana ketika roda hampir mengunci, tekanan rem akan dilepas secara elektronik, jadi manualnya seperti remas-lepas-remas-lepas 🙂

Dalam kondisi pengereman darurat, pastikan riding posture body anda sejajar dengan motor, pandangan tetap ke depan, kedua tangan tetap terbuka membentuk siku, posisi kaki semakin menjepit ke tanki/jok untuk menghindari efek terlempar dari motor.

Kekuatan tekanan pengereman disesuaikan juga dengan kondisi lintasan yang dihadapi. Jika dalam kondisi kering bisa 90% kekuatannya, di jalanan basah dan berpasir buat lebih smooth pengeremannya (pengereman depan belakang secara bersamaan).

Bagaimana Pengereman Darurat saat sedang menikung?

Kurangi kekuatan tekanan rem pada saat menikung, dalam situasi ini yang terbaik adalah secepat mungkin menegakkan posisi motor baru kemudian melakukan pengereman darurat seperti di lintasan normal (lurus). Keputusan ini boleh anda ambil jika masih ada jarak yang cukup untuk waktu motor berhenti.

Namun jika terpaksa jarak tidak mencukupi, anda boleh mengerem dalam posisi motor masih miring dengan cara menekan kedua rem secara smooth, motor akan otomatis kembali tegak dan lakukan pengereman lebih kuat ketika motor sudah dalam posisi tegak.

Bagaimana dengan motor dengan kedua rem masih tromol?

Khusus untuk motor dengan kedua rem masih teromol, tekniknya hampir sama mirip sistem threshold braking, namun memompa kedua rem dikasih jeda 1/2 detik. Jika digambarkan seperti ini, tarik kedua rem bersamaan, ketika roda hampir selip lepas tuas rem 1/2 detik, lalu tarik kembali, lepas kembali 1/2 detik, tarik lagi, dst sampai motor berhenti. Jeda ini dimaksudkan untuk memberi waktu kepada komponen pegas di bagian rumah tromol untuk kembali ke posisi semula, sehingga pengereman menjadi efektif. 1/2 detik disini hanya acuan kasar saja, aslinya lebih efektif gunakan feeling, ketika hampir selip lepas dan kasih jeda, lalu tarik lagi, dst.

Puyeng? Elang sendiri waktu mempelajari riding skill sesi ini juga awal-awalnya grogi bingit, padahal di jalan raya berani lari 100kpj, namun ketika diuji melakukan pengereman darurat untuk mendapatkan jarak pengereman terpendek dari kecepatan 30kpj, harus berkali-kali ulang untuk mendapatkan feel control dengan pengereman di motor sendiri.

Semoga bermanfaat.

2 Komentar

  1. Kang Elang.
    Kenapa di artikel ini nggak ada istilah engine braking untuk keadaan darurat. Engine braking menurutku cukup optimal dan aman dalam mengurangi kecepatan laju motor (tapi ini tidak berlaku di motor transmisi otomatis).
    Sepanjang yang aku praktekin, rem depan, lalu diikuti dengan rem belakang, yang secara bersamaan diikuti lagi dengan engine brake. Metode ini sangat amat efektif (setidaknya menurutku), dan tentu butuh latihan.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*