Halo Biker sobat sekalian, kadangkala manusia itu sering bertemu dengan titik jenuh terhadap berbagai hal yang sudah menjadi rutinitasnya. Misal ada yang bosan membawa mobil bertahun-tahun buat ngantor, akhirnya beralih ke pilihan sepeda motor. Bisa juga sebaliknya ada biker enthusiast jam terbangnya sudah di atas 200.000an kilometer tiba-tiba menemukan titik jenuh dan beralih ke kendaraan lain.
Nah Elang mungkin salah satu biker yang sedang dalam kondisi menemukan sebuah kebosanan. Kebosanan disini bukan berarti ingin lepas dari dunia motor secara total, tapi lebih ingin cari suasana baru mengunakan transportasi publik. Kalau kecintaan terhadap motor khususnya riding jarak jauh akan tetap menjadi rutinitas yang akan terus Elang lakoni setiap bulannya minimal.
Jadi konteks kebosanan disini lebih untuk mengurangi frekwensi penggunaan motor untuk harian alias ngantor. Setelah dihitung-hitung secara waktu, 2 jam berangkat dan hampir 3 jam lebih untuk pulangnya dengan motor kok rasanya banyak waktu terbuang tidak bisa dimanfaatkan karena harus fokus mengendalikan sepeda motor. Singkatnya waktu seperti banyak habis di jalan tanpa banyak bisa berbuat sesuatu.
Atas pertimbangan inilah Elang coba mulai merambah ke angkutan umum untuk pergi ngantor. Dalam bis harapannya bisa sedikit memanfaatkan waktu yang ada untuk mengerjakan hal-hal yang bisa dikerjakan misal menulis blog, membaca berita atau artikel, etc.
Last walau dihitung secara ekonomisnya biaya menjadi lebih besar dibanding menggunakan sepeda motor, setelah dihitung dari Cikeas ke Kuningan Mampang selisihnya gak sampai 200rb per bulan. Dengan naik angkot otomatis biaya langganan parkir si MX Strada bisa disubsidi silang untuk biaya transportasi angkutan umum. Ya MX Strada di kilometer hampir 100.000km ini akan lebih banyak nganggurnya, kita kembali bercumbu mesra hanya di saat weekend saja.
Leave a Reply