Kemarin EYD beserta beberapa rekan blogger lainnya diundang AHM bertempat di Astra Honda Training Center (AHTC) Sunter untuk merasakan langsung riding experience bersama Verza 150. Awalnya cuaca kurang bersahabat karena didera hujan, yo wis acara dire-adjust untuk presentasi materi Honda Verza 150 dulu. Syukur bersamaan dengan selesai penyampaian presentasi, lihat langit diluar sudah mulai reda, wis blogger langsung turun ke bawah mengenakan safety gear.
Kesan pertama melihat Verza secara langsung EYD agak bengong, mosok motor seharga 16 jutaan bisa secakep ini desainnya, jauh dari kesan motor murah kalau menurut EYD. Dual shocknya yang diwarnai merah sukses menutupi kekurangan bahwa motor ini masih dual shockbreaker. Toh dari penyampaian materi tadi EYD jadi tau maksud AHM mengeluarkan motor sport yang dikategorykan sebagai entry level sport. AHM mencoba mengembalikan variannya yang dulu sempat pernah ada dan berkontribusi 36% terhadap penjualan motor sport di tanah air (sebelum 2008), Honda Win dan GL Max adalah yang dimaksud disini.
Wis ntar dibikin artikel tersendiri tentang strategi sport entry level ini, kembali ke judul gimana riding experience dengan Honda Verza ini. Pertama secara ergonomi, posisi duduk pengendara akan terasa lebih nyaman dengan posisi stang agak tinggi. Gak beda jauhlah dengan model Mega Pro lama (Primus). Desain tangki jika dilihat cukup memiliki kesan besar dan gagah, ya walau masih ngejendol tangkinya ini gak terlalu masalah untuk sport entry level.
Indikator panel mirip seperti motor bebek, gak ada tachometer indikator rpm, lalu indikator speed maksimal tertera 140km/j Lalu di bagian kanan tampil indikator digital pencatat jarak tempuh dan fuel indikator (odometer digital). Begitu juga dengan pijakan kaki, agak kedepan sama seperti motor bebek sehingga memang ergonominya menjadi tegak.
Ok lanjut begitu kunci kontak dinyalakan, suara engine via muffler terdengar ngebas, mirip banget ama NMP. Tuas kopling ditarik cukup enteng namun jaraknya bagi EYD agak kejauhan, jadi buat narik keempat jari harus meregang lurus, begitu juga dengan tuas rem depan jaraknya kejauhan.
Begitu aba-aba jalan, masuk gigi 1 wow lumayan enak putaran bawahnya, yo wis ngikuti jejak sweaper di depan, keluar dari AHTC belok kiri jalanan bener-bener rusak parah dan tergenang air sebetis, coba terabas untuk merasakan kerja suspensinya, ternyata kerja kedua suspensi belakang + suspensi depan sangat baik menurut EYD, bantingannya empuk. Saat ketemu jalanan lurus, EYD coba gali masing-masing gigi hingga mesin teriak, tercatat gigi 1 20kph, gigi 2 40kph, gigi 3 60, nah di gigi 4 bener-bener teriak bisa sanggup 90kph. Dalam hati EYD berpikir kalau di dalam kota ditengah kemacetan bakalan nyundul-nyundul enak nih buat stop n go, secara lumayan OK tarikan bawahnya. Untuk top speed yang berhasil diraih saat di trek lurus Kemayoran bisa meraih 110kph on speedo, rekan-rekan blogger lain yang EYD tanya juga sama pencapaiannya.
Last untuk sport entry level Verza 150 sudah lebih dari cukup memenuhi kebutuhan dan fungsionalitas yang mumpuni. Terutama bagi konsumen di pedesaan atau wilayah perkebunan, Verza 150 ini layak untuk dijadikan kendaraan operasional, lincah, irit dan tangguh dengan ciri khas dual shocknya. Desainnya yang ciamik tidak kelihatan murahan tetap gaya untuk biker perkotaan yang ingin naik kelas dari segmen moped/matic, kemudahan berkendara di motor ini cukup recommended bagi bro sis yang ingin naik kelas. Silahkan dikomentari semoga bermanfaat.
[nggallery id=13]
aseek urusan top speed ternyata masih menang MX dikit walopun notabene bebek 135 cc….btw dari segi tarikan motor ini klo dibanding NJMX kumaha bro?
betul, cc sekarang sudah gak menentukan.
kl ridernya sama, buat tarikan Verza 150 vs NJMX 135cc hasilnya bakal imbang 0-100kpj mas bro, tapi setelahnya di atas itu unggul NJMX (misal ridernya EYD) 🙂
ini motor kayaknya ga buat tarikan deh gan. untuk komuter aja, heavy duty ah opo kwi.
Yup setuju..kl mo tarik-tarikan kudu ngegas poll setiap giginya hingga redline, kasihan mesine
beda teknologi mas, njmx juga unggul PWTR nya
dulu juga pernah pengalaman, saya pake new megapro, temen punya cs1,,seharusnya jika dihitung 150cc vs 125cc bakal menang nmp saya (tepatnya punya bapak)
ada kesempatan jalan2, jalur boyolali-solo yg lurus, lepas dari lampu merah saya sama temen gas pol2an, gigi 1-2 saya beraada di depan, masuk gigi 3 lha kok cs1 dah mulai unggul dikit, speedo nmp saya udah nunjuk 90kpj kok si domba makin jauh didepan, jarak kira2 udah beda 8-9bodi motor, speedo nunjuk top speed mentok 120kpj, jaraknya dah gk tau berapa bedanya, udah jauh bgt yg jelas,
yg miris klo temen ada bawa fu, dari start mpe top speed, nmp gk bisa ngejar 🙁
tapi yg jelas penentuan meminang motor gk hanya dr performa mas, yg penting disyukuri bisa beli motor hehe
betul bro, ane sepakat PWTR nya juga ngaruh ke performa motor,tp klo dari spek mesin cuma beda klep doang kan ya? mx ada 4 tp verza cuma 2 klep,,ane masih newbe yang beginian tp harusnya ada efek ke performa imho
lagian bandinginnya sama FU bro 😀
FU itu tandingannya apa ya….
paling cuma vixionnya yudibatang atau cb 150 korekan yg bisa ngepretin FU dengan gampangnya.
Cocok untuk pulang pergi ke kantor.
motor untuk fungsionalitas yang bukan untuk kebut-kebutan..salah satu pilihan sport yang harganya lebih terjangkau.. 🙂
Yang sebelahnya kang topik sapa tuh?
mantapp..
motor fungsional
klo punya motor verza modifnya di apain ya enk nya
pasang top box, pasang hand guard, sudah cakep tuh 🙂