ElangJalanan.NET – Sabtu itu tepat tanggal 13 Mei adalah hari pertama kami memulai perjalanan bertajuk Tour Endurance Jakarta – Bali Honda ADV 150.
Untuk tujuan hari pertama ini kami tetapkan destinasi Dieng Wonosobo sebagai checkpoint pertama untuk beristirahat malam.
Tadinya kami berencana berangkat lebih awal sekitar pukul 5.30 wib dengan harapan tiba di homestay sebelum Maghrib, namun baru bisa jalan pukul 6.30 wib.
Perjalanan Sabtu pagi yang cerah itu kami ambil rute Setu Cileungsi menuju Cikarang, ini adalah rute tersingkat favorit Elang kalau keluar dari Cikeas tujuan Karawang Cikampek.
Setelah dua jam setengah riding, kami melipir di Cikampek untuk sarapan bubur ayam. Agak lama juga kami break sarapan disini hampir 45 menit, kebetulan bubur ayamnya ketemu yang lumayan.
Linea ADV dengan beban penuh 3 tas pun lanjut dipacu dengan ritme kecepatan 80-90 kpj. Dengan muatan full begini Honda ADV terasa makin antep saat melibas jalanan Pantura dengan kecepatan tinggi.
Sekitar jam 11.30 wib kami pun tiba di Palimanan dan memutuskan berhenti untuk menunaikan sholat Zuhur di masjid yang cukup bersih.
Karena touring dengan bawaan tas yang cukup banyak, maka kami putuskan sholat bergantian untuk menjaga barang bawaan. Konsekuensinya waktu istirahat sholat sedikit lebih panjang.
Selesai sholat, perjalanan kami lanjutkan memasuki kota Cirebon. Warung Padang menjadi pilihan untuk berhenti makan siang di kota ini.
Sebelumnya Elang coba briefing nyonya untuk perjalanan ini porsi makanan sedikit dikurangi agar perut nyaman saat riding dalam kecepatan tinggi.
Dalam Tour Endurance ini memang mau gak mau motor harus dipacu 80-90 kpj agar target waktu di setiap destinasi etape tercapai.
Sekitar jam 1an kami pun melanjutkan perjalanan menyusuri jalur Pantura menuju Tegal.
Break selanjutnya kami sudah tiba di kota Tegal untuk melaksanakan sholat Asar.
Kami ketemu penyempitan jalan karena pemberlakuan contra flow akibat adanya perbaikan jalan yang cukup panjang. Lokasi ini ada di jalur Kabupaten Tegal dan Kota Pemalang.
Pukul 17.25 wib kami baru tiba di perempatan Jalan Wiradesa Pekalongan. Rute yang akan kami ambil adalah menuju Kajen.
Jujur dengan couple riding bersama istri ini Elang agak ragu kalau harus masuk hutan Kajen malam-malam. Tapi apa boleh buat dari titik ini, Kajen adalah rute terdekat menuju Dieng.
Disinilah tantangan Tour Endurance dimulai, tidak terprediksi kalau jumlah kilometer dari riding seharian pagi tadi ternyata masih kurang banyak untuk sampai di destinasi checkpoint.
Mengenai rute dan kondisinya pun Elang masih meraba-raba karena waktu dulu bersama Wahana Honda pun melewati Kajen sudah waktu malam, jujur penasaran kondisi siang disini seperti apa.
Ya sudahlah habis sholat Maghrib Elang kuatkan tekad dengan dzikir dan membaca surah-surah hafalan sepanjang jalan.
Sebelumnya Elang sempatkan juga bertanya-tanya via WA ke rekan Blogger Mas Muslim Bmspeed7.com soal kondisi rute terbaik untuk sampai ke Dieng Plateau. Kebetulan doi adalah warga lokal Karangtengah kawasan tidak jauh dari Kajen.
Dengan kondisi tanpa holder, Elang akhirnya buka maps dengan menggunakan sarung waterproof hp yang dikaitkan ke tas. Beruntung power bank beserta hp bisa masuk ke dalam sarung waterproof sehingga maps bisa always on tanpa khawatir kehabisan baterai.
Boleh dikatakan menembus dinginnya hutan Kajen yang sepi bagi Elang adalah hal biasa, namun bagi istri ini adalah pengalaman perdana masuk hutan malam hari yang tergolong ekstrim baginya.
Dalam suasana penuh ketakutan khususnya istri, kami terus perkuat dzikir di sepanjang jalanan hutan. Masih bersyukur cuaca malam itu cukup cerah, Elang tidak bisa membayangkan kalau saja turun hujan ketika memasuki kawasan ini.
Tantangan tak berhenti sampai disitu, 2 jam sebelum tiba di Dieng kami mulai merasakan hawa dingin yang cukup menusuk. Makin mendekati Dieng ini glove terasa kurang mampu menahan hawa dingin menusuk ke jari-jari tangan.
Elang bisa merasakan kegelisahan istri yang tersiksa dengan suhu dingin yang menusuk. Ini juga menjadi pengalaman perdananya merasakan suhu ekstrim khas dataran tinggi, Elang cuma bisa membathin, sabar ya sayang bentar lagi kita sampai.
Dalam kondisi kedinginan yang membeku, 1 jam menjelang Dieng tiba-tiba kami dihadapkan dengan turunnya kabut yang pekat di depan kami.
Nyaris cahaya putih lampu LED Honda ADV 150 tak berdaya menembus pekatnya kabut.
Bersyukur beberapa saat kemudian di depan saya melihat lampu dua motor, Elang pun coba kejar untuk mengikuti dengan harapan sebagai pemandu jalan yang tertutup kabut.
Ternyata mereka adalah anak-anak muda warga lokal, alhamdulillah sedikit terbantu dengan lampu kuning motor jadul mereka.
Kurang lebih jam 9 malam akhirnya kami pun tiba di lokasi titik 0 Dieng, kondisi istri sepertinya sudah capek plus ngantuk berat, hm..mana belum makan malam lagi.
Sesampainya di homestay tak jauh dari spot 0 kilometer Dieng, kami pun bebersih badan, lanjut sholat Isya dengan kondisi kamar seadanya yang amat sempit.
Karena sangking ngantuknya, kami putuskan untuk langsung istirahat tidur saja pada malam itu, tentunya dalam kondisi suhu dingin yang menusuk walau sudah ditutupi sarung, tetap gak mempan.
Kurang lebih itulah cerita perjalanan etape hari pertama kami menuju Dieng, sepertinya nyonya tidak bisa menikmati destinasi disini, terbukti saat pagi pun doi masih tetap gelisah kedinginan saat sarapan di Sikunir.
Thanks untuk Wahana Artha Group dan HC3 PT. AHM yang sudah memberikan support terselenggaranya event “Tour Endurance Jakarta-Bali Honda ADV 150 by Elang Jalanan”.
Leave a Reply