Assalamualaikum sobat biker, sebelum memasuki bulan Ramadhan biasanya Elang punya agenda riding bareng nyonya sebagai penutup agenda touring, nantinya setelah Lebaran boleh dah ngegas lagi. Kali ini Elang tentukan destinasi Tangkuban Parahu sekalian menginap di kawasan Lembang.
Kenapa Lembang, walau dekat hanya berjarak 155 kilometer dari tempat tinggal di Gunung Putri Bogor, tapi kawasan ini termasuk jarang Elang singgahi. Aktivitas motoran terakhir kesini adalah saat touring bareng Yamaha dengan Soul GT 125 di tahun 2015. Alasan utama kesini sih pengen tau kondisi aktual Lembang yang akhir-akhir ini menjadi pusat perhatian karena banyaknya terjadi kecelakaan yang melibatkan sepeda motor.
Rute yang menjadi favorit biker Jakarta sekitarnya untuk menuju Lembang biasanya melewati Purwakarta – Wanayasa – Subang – Ciater – Lembang. Setelah Elang riding kedua kalinya di rute ini bisa Elang gambarkan memang rutenya begitu mantap buat bermotoran di kawasan ini. Gimana enggak, jalanan lebar bin mulus disuguhi pemandangan alam yang indah dominan ditemukan sepanjang jalur ini.
Yang menjadi fokus perhatian Elang adalah ketika sampai kawasan Ciater – Lembang. Elang coba membandingkan dengan kondisi di Puncak Bogor. Kalau di Puncak dengan jalanan yang gak terlalu lebar 2 arah, manuver mendahului sesama roda empat bisa dihitung. Beda banget dengan pemandangan di Lembang, jalanan yang cenderung lebih lebar mampu untuk 3 ruas sekaligus menggoda kendaraan roda empat yang lebih cepat untuk saling mendahului kendaraan lainnya. Wis ngeri-ngeri sedap harus selalu antisipasi kondisi di depan dan rajin-rajin cek spion.
Kondisi tanjakannya juga walau gak ekstrim-ekstrim banget tapi sepanjang Ciater – Lembang akan sobat temukan tanjakan yang cukup panjang. Alhasil baik motor maupun kendaraan-kendaraan berat yang punya torsi pas-pasan akan sedikit kedodoran menapaki jalanan panjang lurus menanjak ini.
Di kawasan ini juga Elang temui satu turunan/tanjakan yang tergolong ekstrim untuk ukuran kendaraan berat seperti truk atau bis. Turunan Emen namanya, sudah turunnya tajam pake nikung pula, wajib waspada kalau di belakang kita ada truk atau bis, kalau sampai rem blong bisa amsiong. Dari arah sebaliknya juga terlihat truk atau bis selalu kesusahan saat menanjak sambil menikung. Wajar aja di awal turunan diberi tanda mobil reot sebagai kawasan rawan kecelakaan.
Elang saja yang pake motor kecil kubikasi 135cc yang kaya torsi harus pinter-pinter oper gigi dan sedikit diayun-ayun throtle gasnya, kalau gak bisa loss power di tanjakan. Kalau motor sih ketemu tanjakan menikung mah lebih mudah menaklukannya ketimbang tanjakan lurus yang panjang banget didepan. Rasanya buat bisa asyik bermotoran di kawasan ini butuh motor 150cc ke atas.
Dan satu lagi yang menjadi catatan Elang, sepanjang kawasan Ciater – Lembang dipenuhi warung-warung kopi tempat ngumpul anak biker. Nampaknya sudah menjadi daya tarik sendiri buat biker ngumpul disini untuk melihat lalu lalang motor-motor. Gawatnya gak sedikit biker yang suka show off di kawasan ini ditonton teman-temannya bermanuver berbahaya di setiap tikungan. Pantas aja banyak kecelakaan melibatkam anak-anak motor di kawasan ini, jalanannya memang menggoda iman sih, apalagi dibubuhi adegan show off di depan temen-temennya, makin berpotensi celaka.
Last, bagi Elang pribadi setelah survey kondisi aktual kawasan ini nampaknya menjadikan kawasan Ciater – Lembang sebagai spot terbaik buat aktivitas motoran menikmati pemandangan alam sekaligus jalanan lebar bin mulus. Tapi kalau weekend nampaknya jalanan sini pasti ramai bin macet, tinggal pintar-pintar sobat aja atur manajemen waktu dan rutenya.
Walaikumsalam warah matullahi wa barakatuh… senang bisa mendengar cerita strada mx bro…
Wah…sama bro ane jg …maklum motor thn dan warnanya mx strada elang
Sama persis kek punya ane..