Halo Biker, siapa sih yang gak mau performa motornya maksimal hingga bertahun-tahun dipakai? Selain tergantung bagaimana cara pakainya juga perawatan yang berkala, proses inreyen saat motor masih baru juga menentukan karakter dan performa motor selanjutnya.
Tentang inreyen, sudah banyak tulisan-tulisan seputar cara inreyen motor baru di jagad dunia maya maupun di alam blogsphere. Namun walau begitu banyak, informasi yang ada justru beragam yang kadang bikin bingung metode mana yang tepat untuk dilakukan. Beragamnya informasi timbul karena beragam pula background pengalaman penulis dalam memperlakukan motornya. Ada tipikal biker yang doyan gas poll rem poll, ada yang tipikal kalem alon-alon asal kelakon ada juga yang sedang-sedang sahaja. Nah gimana donk.
Kalau Elang pribadi pendekatannya dan kebiasaan melakukan inreyen motor baru selalu mendekati pendekatan anjuran pabrikan. Tapi bukan 100% menterjemahkan plek semua panduan ala pabrikan, tetap ada perbedaan sedikit.
Cara Inreyen Motor Baru
Elang bagi masa inreyen motor menjadi 2 fase, pembagiannya berdasarkan masa kilometer dari awal motor baru turun hingga 1.000 km pertama.
Masa pertama, yakni motor baru 0 km sampai 500 km. Di fase ini usahakan cara membuka throtle gasnya diurut, dan belum boleh gas poll, kenapa? Karena pada fase ini oli lebih banyak digunakan untuk menyaring gram-gram serbuk logam hasil gesekan part-part mesin yang masih baru. Maklum sob part masih baru dirakit dari pabriknya, semua part yang bergerak ini butuh penyesuaian agar bidang gesekannya merata. Karena itu tidak disarankan membuka throtle gas secara spontan dan berakselerasi mendadak. Performa yang bisa dibejek di fase ini cukup batasi 80% dan diurut cara meraihnya.
Setelah menempuh 500 km pertama usahakan untuk langsung ganti oli bawaan termasuk filter olinya (gram logam juga mengendap di filter oli). Khusus motor matic juga disarankan langsung ganti oli gardan/cvt. Gak masalah keluar duit lebih untuk penggantian filter oli yang penting kesananya puas, karena mesin menjadi bersih dari gram-gram logam yang bisa menimbulkan baretan-baretan di blok mesin.
Fase kedua, antara 500 km – 1000 km, nah di fase ini Elang katakan adalah fase pencetakan performa mesin. Kenapa Elang sebut demikian, karena fase ini jika dilewati dengan kebiasaan membawa motornya pelan, alamat motor seterusnya akan berkarakter pelan, susah diajak ngebut. Tapi positifnya mesin cenderung lebih halus untuk jangka waktu yang lama jika pola pemakaiannya tetap sama. Sebaliknya jika difase ini sering dibejek abis, karakter motor akan cenderung bertenaga namun impactnya untuk seterusnya mesin akan menjadi kasar.
Di fase ini Elang memiliki kebiasaan, setelah 500 km pertama (ganti oli pertama) motor akan Elang bawa touring jauh ke daerah-daerah yang penuh tanjakan seperti Puncak misalnya. Di medan tanjakanlah performa mesin dilatih untuk mengeluarkan torsi maksimalnya, tapi ingat cara membuka throtle gasnya tetap diurut ya. Usahakan baik pengereman maupun pindah gigi sehalus mungkin tidak mendadak atau kasar, tujuannya adalah satu, agar permukaan yang mengalami gesekan merata sehingga keawetan part lebih lama.
Nah kira-kira begitulah fase inreyen motor baru ala Elang Jalanan. Intinya 1.000 km pertama kudu sabar dan berpuasa dulu, kalaupun ingin bejek performa atasnya, ngegasnya dengan diurut dan jangan terlalu lama mantengin rpm di putaran atas. Setelah 1.000 km? Monggo silahkan dibejek sesukanya, karena mesin sudah in dan siap tempur untuk beribu-ribu kilometer di depan.
Semoga bermanfaat..
udah siap2 inreyen vstorm kayanya ini kang
http://andarupratomo.blogspot.co.id/2017/02/tips-menerobos-genangan-air-banjir.html
Amiin 😀