Halo Biker, semakin masifnya layanan ojek online berbasis aplikasi digital di masyarakat, salah satu operator yang dekat dengan keseharian Elang adalah Go-Jek. Kenapa dekat? Ya setiap harinya hampir selalu berinteraksi dengan 200-an lebih peserta Go-Jek yang menjalani training Street Smart Program bersama Rifat Drive Labs. Kegiatannya ngapain aja sih?
Beruntunglah kalau sobat ada yang menjadi driver Go-Jek, karena bisa mendapatkan pelatihan dan ilmu defensive riding ini secara cuma-cuma dari manajemen Go-Jek. Karena boleh jadi ini adalah ilmu yang sangat jarang didapatkan oleh setiap orang dalam seumur hidupnya, biayanya juga mahal jika harus merogoh kocek sendiri kursus ke operator safety riding.
Elang pribadi sangat bersyukur bisa mendapatkan kesempatan untuk belajar dan sekaligus berbagi ilmu tentang membuka pola pikir aman berkendara kepada driver Go-Jek. Harapan Elang adalah sangat ingin menanamkan mindset yang benar tentang bagaimana berkendara yang aman dan lebih bertanggung jawab, sebab mereka kesehariannya membawa nyawa orang lain, pada akhirnya muncul sebuah cita-cita ingin pasukan Go-Jek yang jumlahnya sudah puluhan ribu ikut pelatihan ini bisa menjadi duta keselamatan berkendara di jalan raya, semoga.
Lalu apa saja materi pelatihan yang rekan-rekan Go-Jek dapatkan? Materinya cukup padat seharian dari jam 8 pagi hingga jam setengah lima sore. Di awal mereka mendapatkan materi teori di kelas, mengajarkan tentang teori defensive riding, data kecelakaan, manajemen resiko berkendara, riding posture, safety gear, inspeksi kendaraan dan ujian tertulis.
Selesai kelas teori, peserta pelatihan akan di bagi dua, ada yang melakukan sesi commentary riding (praktik ke jalan raya) dan group lain melakukan sesi keterampilan berkendara di Skill Awareness. Apa itu commentary riding?
Commentary riding adalah sesi praktik langsung ke jalan raya dengan membonceng Instruktur Training. Peserta diminta untuk berkomentar sambil berkendara, pokoknya ngoceh aja seperti reporter. Mengkomentari apa-apa saja yang peserta lihat di depan, kondisi jalanan, potensi-potensi bahaya yang ada di depan, juga mengkomentari apa yang sedang dilakukan di sepeda motor ketika berkendara, misal ketika cek spion, mengerem, kasih sein harus diiringi dengan komentar agar Instruktur bisa menilai. Dari aktivitas ini Instruktur akan secara objektif bisa mengambil nilai seberapa aman, nyaman dan kemampuan mengenali potensi bahaya dari peserta.
Ohya metode Commentary Riding sepengetahuan Elang belum ada diterapkan di tanah air, karena aslinya ini adalah metode dari luar yang diaplikasikan dalam training ini. Di benua-benua luar seperti Eropa, commentary riding biasanya digunakan oleh kepolisian setempat untuk proses penerbitan SIM warga negaranya.
Nah untuk sesi Skill Awareness sendiri peserta akan diajarkan teknik-teknik dasar bermotor yang benar, akan diajarkan bagaimana melewati tikungan cepat/lebar dengan teknik counter steering, lalu bagaimana menikung di tikungan lambat/kecil seperti ketika putar balik dengan teknik counter weight. Selanjutnya diajarkan juga teknik dasar melewati modul papan keseimbangan. Lepas dari itu ada lagi modul slalom atau zigzag yang tidak hanya sekedar zig zag, namun harus menoleh di setiap akan bermanuver ke kiri atau ke kanan. Lalu ada lagi modul simulasi lintasan sempit (tight manuevering), lalu terakhir modul simulasi jalanan rusak atau bumpy road.
Sesi ketiga yang akan didapatkan oleh pesert adalah sesi ‘Pengereman’, nah boleh dibilang inilah sesi yang paling mendebarkan. Gimana enggak ketika praktik diminta berhenti di satu titik dari kecepatan hanya 30km/jam banyak banget peserta yang gagal. Boleh jadi selama ini kegagalan pengereman yang berakibat kecelakaan diakibatkan pengetahuan yang masih minim tentang fungsi rem itu sendiri. Peserta akan diajarkan bagaimana teknik pengereman darurat, didemokan juga contoh pengereman yang salah beserta contoh pengereman yang benar. Wis pokoke komplit modul training seharian yang didapati peserta hari itu.
Walau peserta tidak mendapatkan duit karena gak ngojek seharian tapi semuanya tergantikan dengan mendapatkan ilmu yang sangat berharga, ilmu yang paling mahal yang Insyaallah akan bermanfaat seumur hidup bagi peserta Go-Jek. Ilmu ini juga bisa diajarkan ke anak istri dan teman-teman mereka.
Bagi Elang pribadi pengalaman mengajar rekan-rekan Go-Jek ini menjadi sebuah kesempatan yang sangat berharga, karena apapun disiplin ilmu kalau terus diajarkan Insyallah akan melekat kuat. Nah kalau sudah melekat kuat pemahaman sendiri tentang pentingnya keselamatan berkendara mudah-mudahan ini menjadi modal untuk selalu berpikir selamat ketika riding di jalan raya, kemanapun dan kapanpun. AmiinÂ
mantafff.. nanya dong, klo lagi keceng trus ketemu lobang mnding hajar atau rem ya.. pengalaman soalnya klo ngerem malah nyuksruk.. klo hajar agak mndingan, ga jatoh cmn oleng tp velg peang.. hee..
Kalau sampai menghajar lubang berarti sudah masuk ke dalam masalah, sementara prilaku defensive riding mengajarkan kita terhindar dari masalah (sikap antisipasi). Antisipasinya coba biasakan pandangan dibuat jauh kedepan, tidak lagi nunduk.
Kalau sudah ketemu lubang tidak ada lagi kesempatan ngerem, yo wis hajar aja tapi postur badan setengah berdiri
jadi trainer bareng Om Didik NH ya Mas ?
Iya kang NDE
Bisa tolong diajarin juga kalo berkendara jangan sambil main hape ?
Soalnya ane sering kagok gara2 rider ojek online yg berkendara sambil intip2 smartphone ..malah waktu itu ada yg smbil bwa penumpang ..ane liat muka penumpangnya juga agak was2 liat drivernya mainan hape ..
Kalau ini memang sudah selalu menjadi pesan utama di setiap sesi teori di kelas kang, karrna ini juga titipan dari manajemen Go-Jek ke kita untuk selalu disampaikan ke peserta 🙂
berati benar yg saya lihat dipelatihan RDL dipondok cabe itu emang sampean tho masbro…sebelum bergabung dengan Gojek saya udah jadi pembaca Indomotoblog termasuk baca2 tulisan masbro…
Iya kang, wah salah satu pembaca warung ini ternyata, suwun kang 🙂