Halo Biker, walau tak melihat secara langsung wujud fisik si motor di perilisannya hari ini, namun Elang tiba-tiba gatel pengen nulis sebuah opini tentang gimana kans varian Apache RTR yang kini memiliki kubikasi 200cc 4 Valve. Berbicara motor India disini tak lepas dari 2 brand Bajaj dan TVS, namun 1000x sayang Bajaj merobohkan komitmen mereka sendiri dengan hengkang dari pasar sepeda motor tanah air.
TVS Apache RTR 200 4V memiliki spesifikasi power maks 21 PS @9000 rpm, torsi 17,5Nm@7000 rpm, secara power mirip-mirip Pulsar P220 dulu yang punya output 21 HP @ 8500 rpm. Asyiknya lagi Apache RTR 200 4V ini untuk pasar tanah air sudah menganut sistem injeksi buatan Bosch untuk supply bahan bakarnya, berbeda dengan versi India yang masih karbu, jelas akan lebih irit ini dibanding Pulsar NS maupun P220.
Ban OEM yang digunakan pun gak tanggung-tanggung, dijejali ban Pirelli Sport Demon, sejauh ini baru ini satu-satunya pabrikan yang pakai ban OEM Pirelli di tanah air. Dengan banderol harga Rp. 23,9 juta Elang rasa cukup kompetitif bergesekan dengan market sport 150cc Jepang.
Sektor mesin walau Elang nilai hanya bore up dari Apache RTR 180 namun tetaplah sensasi karakter overbore yang kini meningkat menjadi 200cc menjadi sesuatu yang bisa diandelin buat motor touring. Didukung rangka depan menganut double cradle membuat kesan dudukan mesin jauh lebih kokoh. Suspensi belakang sudah monoshock euy mengaplikasikan suspensi milik KYB walau tanpa link seperti milik Byson, lumayan mendongkrak tampilan macho sang naked sport.
Console dashboard digital yang memuat berbagai piranti seperti speedometer, laptime meter, tripmeter, perekam top speed, tachometer, jam dan gear position cukup memperkaya pengalaman berkendara bersama motor ini.
Sisi headlamp walau belum LED, masih menganut bohlam Halogen namun berkekuatan 55 watt sudah cukup terang untuk perjalanan malam. Tail light belakang sudah LED, cukup menambah manis tampilan si RTR.
Last secara subjektif Elang menilai dengan hadirnya TVS Apache RTR 200 4V bisa dijadikan obat buat pecinta touring khususnya sebagai ex. pemakai motor Pulsar 220 atau varian Pulsar UG3 sebagai motor andalan touring. Apalagi TVS selama ini paling getol mempromosikan line up sport mereka untuk kegiatan touring di tanah air, so dengan dukungan pabrikan yang punya pabrik di tanah air, jaminan aftersalesnya sudah pasti jauh lebih baik ketimbang Bajaj, untuk finishing body juga TVS terkenal lebih baik dari Bajaj. Langsung deh membayangkan TVS Apache RTR 200 4V dipasangi top box dan side box, cocok 🙂
ban oemnya sungguh menggoda iman
https://daivangelion.wordpress.com/2016/01/18/drag-race-honda-cbr-250-vs-yamaha-r-25/
Nah iya, bisa jadi banderol agak tinggi karena ban oem ini
banderol cuma 23,9 bedaian ama vixion dan cb..
http://goozir.com/2016/01/rendering-bmw-g-310-r-full-fairing.html
Gak bisa kah duo india itu kerjasama. Soale kalau sekedà r ndompleng di kawasaki atau bahkan di KTM sekalipun akan terlihat seperti jualan barang kw di gerai toko eksklusif. Mau beli pulsar itu jadi rasa gimana gitu yg didisplay bersama jajaran ninja. Inferior secara kasta.
Bayangin jualan honda jazz di dalam dealer ferrari.
Produknya bukan jelek. Cuman salah tempat…very wrong place
Mending wà lking proud sbg duo produk india dengan dealer dan aftersales ditanggung bersama biar lebih kuat
solusinya mirip artikel Om Leo http://7leopold7.com/2016/01/19/tahun-2015-tahun-tanpa-ada-dealer-yamaha-di-banyak-kota-di-australia/
ah, perlu disediakan lowering kit. postur asia tenggara siap2 jinjit balet
Betul kang, 80cm euy