Halo Biker, jika anda pernah mengikuti kegiatan pelatihan safety riding entah dari komunitas, perusahaan atau mungkin sekolah ada satu modul yang kadang bikin greget untuk bisa lolos melewatinya. Dilihat sekilas nampaknya sih sepele dan terlihat gampang hanya sekedar lewat tapi ternyata bukan itu esensi dari modul ini.
Modul ini esensinya adalah untuk melatih keseimbangan pengendara dalam mengontrol kendaraannya ketika dalam kecepatan rendah. Objektifnya jika di jalan raya adalah ketika melewati jembatan kecil, nampaknya sudah jarang di perkotaan menemukan titi jembatan kecil ya. Dan ketika melewati kemacetan kaki tidak sering turun karena sudah terampil menguasai keseimbangan motor. Disini juga untuk membiasakan dan melatih pandangan pengendara untuk selalu jauh ke depan.
Ingat di dalam kamus sepeda motor, tidak ada namanya motor bisa stabil seperti halnya mobil, namun yang bisa diupayakan di motor adalah keseimbangan, motor bisa dibuat seimbang asal terpenuhi 3 hal yakni; 1) adanya lintasan, 2) adanya distribusi bobot dan 3) adanya kecepatan.
Mustahil motor akan seimbang jika salah satu syarat tadi hilang, misal lintasan ada, distribusi bobotnya sudah benar, tapi motor tidak ada kecepatan alias diam ya pasti rubuh dong 🙂
Nah bagaimana teknik dasar melewati modul ini? Dasarnya adalah kembali ke riding posture atau posisi berkendara. Ada 4 kunci yang dilakukan untuk dapat melewati modul papan keseimbangan dan mengerti esensi dari modul ini. Benarkan dulu riding posture, posisi tangan terbuka dengan membentuk siku (huruf V), lalu pandangan buat jauh ke depan. Jika pandangan masih saja terus ke bawah alias nunduk gak bakalan bisa melewati modul ini. Percayalah bahwa pusat keseimbangan kuncinya ada di pandangan mata.
Sebelum melewati modul, benarkan dulu riding posture jari-jari agar tidak standby di rem depan, lalu kaki kanan di atas dan kaki kiri yang turun. Ketika mulai masuk melewati modul papan keseimbangan kecepatan dibuat sepelan mungkin, makin lambat makin baik karena disini yang dilatih adalah keseimbangan bukan asal bisa lewat. Rapatkan kedua kaki menjepit motornya agar distribusi bobot pengendara dan motornya menyatu. Masih dengan kombinasi tetap pandangan jauh ke depan dan tangan terbuka pelan tapi pasti modul ini gampang dilewati.
So simpel kan, tapi tetap greget jika dipraktikan langsung 🙂 Semoga bermanfaat.
wahhh ini nih hahahaa
http://kobayogas.com/2016/01/19/yamaha-aerox-unggul-dari-new-vario-125-di-power-to-weight-ratio/
jozz
Gandos mbah
Hmm…
Om nanya dong Om….dalam hal penilaian oleh para instruktur, supaya mendapatkan nilai maksimal (contoh; dalam suatu kejuaraan) apakah semakin lambat akan semakin mendapatkan nilai tinggi?
Semakin lambat semakin baik tidak untuk semua modul kang, yang umum menjadi penilaian terbaik ada beberapa faktor seperti riding posture, keseimbangannya, akselerasi yang konstan/smooth, etc
OK Thank you Om penjelasannya