Halo Biker, kita lanjut kembali bahasan artikel seputar defensive riding, artikel kali ini ingin mengulas bagaimana sih prosedur pengereman yang benar dan aman. Sederhananya, pengereman yang aman adalah pengereman yang direncanakan bukan pengereman yang sifatnya tiba-tiba atau mendadak. Di artikel sebelumnya sudah diulas bagaimana terhindar dari kejadian pengereman darurat.
Anda harus pahami bahwa fungsi rem itu bukanlah untuk menghentikan kendaraan, melainkan hanya untuk mengurangi dan menghentikan putaran roda. So coba dipraktekkan ketika kecepatan anda sedang 60 kpj, lalu tarik kedua tuas rem motor anda, berhentikah motor? Yang berhenti adalah kedua rodanya, sedangkan motor tetap melaju akibat sisa gaya dorong.
Porsi untuk pengereman yang ideal adalah 70% depan dan 30% belakang dalam kondisi normal, karena ketika momentum kendaraan berhenti dari bergerak distribusi bobot motor dan pengendara berpindah ke depan, karena itulah rem depan kebanyakan sudah mengaplikasikan rem cakram yang lebih mengigit untuk membantu grip roda depan terhadap aspal ketika pengereman terjadi. Untuk kondisi hujan porsi pengereman bisa dibalik, depan 40% belakang 60%.
Penggunaan rem depan dan belakang disesuaikan dengan kecepatan, kecepatan masih dibawah 30 kpj efektif menggunakan rem belakang, namun kecepatan di atas 30 kpj mulai gunakan kombinasi depan belakang. Kecepatan di atas 80 kpj lebih dominan penggunaan rem depan, rem belakang tidak terpakai. Jika diurut prosesnya adalah seperti ini, ketika kecepatan 90 kpj gunakan hanya rem depan, ketika kecepatan sudah turun 70 kpj, tambahkan kombinasi dengan rem belakang dan ketika kecepatan sudah dibawah 30kpj, gunakan hanya rem belakang hingga motor berhenti.
Ketika motor berhenti kaki mana yang turun duluan? Biasakan kaki kiri duluan yang turun, kaki kanan tetap standby di pedal rem belakang untuk membiasakan penggunaan rem belakang di kecepatan rendah sebagai kontrol. Kalau terbiasa kaki kanan yang turun, pasti pengendara akan punya kebiasaan reflek selalu menggunakan rem depan ketika laju motor masih dalam kecepatan rendah.
Beberapa pakem keselamatan dalam hal pengereman ini perlu diperhatikan, pertama tidak boleh melakukan aktivitas pengereman ketika sedang menikung, namun boleh gunakan rem belakang untuk menyeimbangkan akselerasi motor ketika menikung di kecepatan rendah. Pakem yang kedua, pengereman cukup gunakan dengan 2 jari (tengah dan telunjuk) tidak boleh dengan 4 jari karena terlalu kuat. Selain itu alasan kenapa tidak boleh 4 jari karena ketika melakukan penarikan tuas rem, kepalan tangan bagian dalam tanpa sadar ikut memutar throtle bukaan gas sedikit. Ini yang sering menjadi penyebab kecelakaan akibat gagalnya pengereman karena ketika mengerem gas masih terbuka tidak tertutup sempurna, apalagi jika diperparah dengan kondisi panic braking.
Ketika melakukan aktivitas pengereman, pastikan posisi motor adalah ditegakkan tidak miring. Untuk motor kopling, lakukan penarikan kedua tuas rem terlebih dahulu baru kemudian boleh tarik kopling, gunakan momentum engine brake hanya secukupnya tidak berlebihan. Lakukan juga penurunan kecepatan (pindah gigi rendah) saat pengereman. Penarikan tuas rem tidak boleh terlalu kuat, namun ditarik smooth secara bertahap, gunakan feeling untuk proses ini.
Setelah tau semua tekniknya, yang terpenting ketika akan melakukan aktivitas pengereman di jalan raya adalah pertama kali lakukan cek spion untuk antisipasi kendaraan di belakang. Sepele memang, tapi percaya gak percaya sering terjadi kecelaakaan hanya gara-gara ngerem tapi tidak cek spion.
Okey nanti kita lanjut lagi bagaimana mestinya ketika kita harus terpaksa melakukan pengereman dalam kondisi darurat, stay tuned.
nyimaks aja kang
http://khsblog.net/2016/01/21/analisa-ini-meragukan-kebenaran-tangan-robot-punya-tawan-entahlah/
Artikel penting n bagus kang, keep it up
Trims Kang 🙂 udah mampir di blog
Artikel yang bermanfa’at masbro … yang bagian ini memang benar …. “Selain itu alasan kenapa tidak boleh 4 jari karena ketika melakukan penarikan tuas rem, kepalan tangan bagian dalam tanpa sadar ikut memutar throtle bukaan gas sedikit. Ini yang sering menjadi penyebab kecelakaan akibat gagalnya pengereman karena ketika mengerem gas masih terbuka tidak tertutup sempurna, apalagi jika diperparah dengan kondisi panic braking.” …. pengalaman pribadi … ngerem mendadak gara2 sepeda melintas mendadak di depan motor , pas lampu merah sudah berubah menjadi hijau (kondisi motor sudah masuk gigi 2). …. Sampai sa’at ini saya masih mencoba belajar nge-rem yang baik & benar … sesuai kondisi baik pas kencang & pelan … baik terencana maupun panic brake … minimal pertama kali yang jadi perhatian adalah … mata harus memandang ke depan sejauh & selebar mungkin, jangan sampai tertutupi oleh blind spot (mobil, truk, gerobak, warung pinggir jalan, dsb) …. keep sharing artikel2 yang safety & defensive riding yah masbro … thanks … =)