Halo Bikers, via tulisan ini Elang mencoba mengulas pentingnya memahami safety riding dan prilaku defensive riding bagi kita pengendara roda dua untuk mengurangi kecelakaan. Tujuan tulisan ini lebih mengajak untuk bagaimana merubah mindset menjadi pengendara yang aman, nyaman dan bertanggung jawab di jalan raya.
Jalan raya percaya gak percaya adalah ladang pembantaian, siapa saja yang turun ke jalan raya masing-masing punya potensi mengalami kecelakaan, hanya saja potensi bahaya dan resikonya yang berbeda-beda.
Tidak ada jaminan orang yang jago bawa motor tidak mengalami kecelakaan, kita yang sudah benar saja berhenti di lampu merah masih berpotensi ditabrak dari kendaraan lain, apalagi jika kita yang agresif dalam berkendara di jalanan.
Kecelakaan sebagai sebuah peristiwa yang datangnya tiba-tiba dan selalu mendatangkan kerugian tak seorangpun mau mengalaminya. Siapapun yang terlibat sebuah kecelakaan memiliki potensi pemiskinan, semua harta, investasi bahkan nyawa yang paling berharga bisa hilang seketika saat mengalami sebuah kecelakaan. Semua investasi dan harta tersebut bisa habis hanya untuk biaya perobatan, perbaikan kendaraan bahkan ganti rugi untuk orang lain yang menjadi korban kecelakaan.
Kembali lagi ke Bikers, kudu memiliki pemahaman tentang pentingnya safety riding dan prilaku aman berkendara. Setidaknya ada kompetensi yang perlu dikuasai yakni.
Safety Riding
Adalah berkendara dengan keahlian dan pengalaman yang tinggi ditambah dengan sikap yang baik dan konsentrasi yang berkesinambungan. Simpelnya Safety Riding adalah upaya pencegahan di awal sebelum kita berkendara. Seperti mengenakan perlengkapan safety gear seperti helm, jaket, sarung tangan dan sepatu yang menutupi mata kaki.
Porsinya yang benar adalah jadikan kebiasaan mengenakan safety gear sebagai suatu kebutuhan, bukan karena peraturan, takut polisi.
Safety Riding juga mengajarkan keterampilan berkendara yang baik dan benar, bagaimana melewati tikungan cepat, bagaimana melewati tikungan lambat, bagaimana melatih keseimbangan, bagaimana bermanuver zigzag dan masuk jalanan sempit serta melewati jalanan bumpy/rusak.
Defensive Riding
Adalah prilaku berkendara yang dapat membuat kita terhindar dari masalah, baik yang disebabkan oleh orang lain maupun diri sendiri. Selalu berpikir jauh kedepan dan selalu siap terhadap apapun yang mungkin terjadi, simpelnya adalah upaya antisipasi.
Nah tentang defensive riding ini adalah ditempatkan satu tingkat di atas safety riding, pada saat kendaraan sudah bergerak masuk ke jalanan umum, ilmu yang dipakai adalah defensive riding, selalu berpikir tentang keselamatan dan antisipasi.
Salah satu contoh langkah antisipasi adalah saat menghadapi lampu kuning di perempatan. Ketika 100 meter di depan adalah sudah lampu kuning menuju merah, langkah defensive yang dilakukan adalah bersiap-siap untuk mengurangi kecepatan dan berhenti. Prosedur aman yang dilakukan adalah (1) cek spion (2) kurangi kecepatan (3) berhenti di belakang garis putih.
Membiasakan pandangan jauh kedepan, sering melirik kaca spion, rajin menoleh saat akan bermanuver dan jari tidak standby di rem depan adalah termasuk prilaku dalam defensive riding.
Okey Biker, semoga 2 hal penting ini bisa menjadi ilmu yang akan sering disosialisasikan ke teman-teman entah itu di komunitasnya masing-masing atau di lingkungan perusahaan yang menyadari akan pentingnya keselamatan bagi timnya.
Setuju skl dgn defensive riding, tp knp jari tdk boleh standby di tuas rem dpn ?
Kembali ke filosofi defensive yang mengutamakan antisipasi, jari tidak standby di rem depan untuk antisipasi bahaya reflek saat mendapati situasi mendadak dan roda depan gampang terkunci dan akhirnya crash, kecepatan dibawah 30kpj disarankan menggunakan rem belakang
Knp jari tdk boleh standby di rem dpn ?
Kebanyakan kecelakaan terjadi karena kegagalan dalam pengereman, antara rem depan dan belakang punya porsinya masing-masing
Kecepatan dibawah 30kpj gunakan rem belakang
Kecepatan di atas 30kpj gunakan kombinasi depan dan belakang
Kecepatan di atas 100kpj lebih dominan penggunaan rem depan
Ketika riding di low speed, memang msh tersedia cukup wkt bagi jari utk berpindah & menarik tuas rem dpn. Tp saat high speed, jeda 0,25 – 0,50 detik krn terlambat menarik tuas rem dpn bisa berdampak fatal. Ini lbh ke habit & pengalaman pribadi sih, tp thank’s sdh menanggapinya. Always safety & defensive riding.
Nek rem depan iseh teromol rapopo kuwi mas jari tangan stay dihandel rem wong nek ngerem rabakal ngunci
Nitip link ya om 🙂
Kredit motor yamaha
nice info bro Elang. Ijin saya copas sebagian ya & saya tulis ulang lagi dengan tips dari saya.
Arnold YVC-I BC 003
Ketua YRFI Batam
Dewan Nasional YVC Indonesia
Monggo kang Arry