Road Trip to Dieng: Merasakan Suasana Kemeriahan Pesta Rakyat di Jawa Tengah

Touring Dieng

Road Trip to Dieng

Halo Biker, sobat sekalian di hari kedua perjalanan kami adalah tepat di HUT RI ke-70 tanggal 17 Agustus 2015. Memang mundur dari planning awal kalau 17 Agustus kita sudah sampai di puncak Bukit Sikunir Dieng, tapi karena kondisinya gak memungkinkan yo wis tidak mengapa agak telat sorean tibanya disana. Perjalanan di hari itu cukup istimewa karena bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Indonesia, suasana jalanan sungguh berbeda dengan di Ibukota.

Pagi itu selesai sarapan dan ngobrol-ngobrol dengan rombongan MAC Surabaya, kita mulai melanjutkan perjalanan menuju tujuan masing-masing. Seperti kebiasaan dan budaya di alam biker, komunitas Scoot (Scoopy Owner Tegal) sudah siap menghantarkan masing-masing rombongan keluar dari kota Tegal. Kami berdua dikawal oleh salah satu member Scoot hingga kecamatan Slawi. Dari Slawi kami pamitan dan langsung ngegas menuju jalur pintas Jl. Bojong menuju Purbalingga. Kami ambil jalur ini karena terasa lebih singkat jika dibanding harus lewat kota Purwokerto.

Touring Dieng

Sejak memasuki jalanan alternatif Bojong Purwosari kondisi jalan memanag tidak terlalu lebar, cenderung sepi dan menanjak terus. Tapi kesepian gak berlangsung lama karena mulai di depan kami dihadapkan dengan barisan karnaval yang nyaris menutupi jalanan sempit yang kami lalui. Sambil merayap-rayap kami mencoba menikmati suasana karnaval hari kemerdekaan. Bener-bener beda suasana disini, masyarakatnya masih begitu kompak dan menjunjung tinggi makna kemerdekaan dengan acara-acara seperti ini.

Touring Dieng

Setelah melewati Bojong, bro Fauzi request untuk mengunjungi objek wisata Air Panas Guci, wah tempat apaan itu, jujur Elang baru dengar nama Guci, karena ikut penasaran Elang mengiyakan membelokkan MX Strada menuju kawasan wisata Guci.

Suasana jalanan tak jauh beda kemeriahannya dengan daerah Bojong, beberapa tempat lapangan diadakan upacara 17-an yang cukup meriah, jalanan kembali padat tertutup riuh warga sekitar, ada juga barisan marching band yang cukup menarik perhatian Elang karena dari gerakan dan iringan musiknya begitu kompak dan profesional banget, padahal ini di daerah keren bingit bisa ngadain marching band begini.

Touring Dieng

Setelah melewati berbagai kemeriahan akhirnya sampai juga di pintu masuk Taman Wisata Guci, disini cuman sekedar foto-foto dokumentasi gak sampai masuk karena mengejar waktu takut kesorean tiba di Dieng, overall pemandangan menuju kawasan wisata Guci cukup indah, hamparan sawah yang ditanami berbagai komoditas begitu luas terhampar.

Setelah dirasa cukup kita lanjutkan riding dengan speed 70-80kpj menuju Purbalingga. Pesta kemeriahan HUT RI serasa belum ada habis-habisnya, sepanjang jalan menuju Purbalingga jalanan juga ketemu beberapa titik tersendat oleh kemeriahan pesta, ada panjat pinang segala yang tingginya amit-amit setara tinggi pohon kelapa, aji gile.

Touring Dieng

Setelah sholat Zuhur perjalananpun berlanjut menuju kecamatan Rembang, Purbalingga. Waktu itu boleh dibilang agak nyasar-nyasar dikit, setelah cek di Maps kok rute kita muter-muter disini..ckckckck. Yo wis bertanyalah kami ke warga setempat, saat bertanya warga menunjukkan jalan sambil bilang “nanti melewati Monumen Jenderal Sudirman”. Bro Fauzi yang antusias langsung nyamber, kita mampir kesana dulu yuk..Akhirnya setelah melewati jalanan semi offroad Karang Moncol, kami tiba juga di kawasan Monumen Jenderal Sudirman.

Touring Dieng

Ditempat inilah tempat dimana pahlawan kita Jenderal Sudirman dilahirkan. Di Hari HUT RI ke-70 entah kenapa monumen Jenderal Sudirman cenderung sepi, hanya ada beberapa masyarakat yang berkunjung. Boleh jadi banyak masyarakat kita belum mengenal letak lokasi monumen ini. Memang lokasinya agak di pelosok mas bro, jauh dari pusat kota Purbalingga. Kami berdua saja harus nyasar-nyasar sedikit melewati jalanan berbukit.

Selama di monumen kami mencoba melihat-lihat bangunan rumah di dalamnya, tapi tidak semua sudut bangunan kami masuki. Setelah mengabadikan foto-foto di monumen kami pun melanjutkan perjalanan menuju Wonosobo.

Touring Dieng

Setelah satu jam setengah kami riding dari monumen akhirnya kita tiba di kota Wonosobo, pemandangan suasana pesta rakyat juga masih mewarnai di kota ini. Lihat di maps Dieng sudah sedikit lagi nampaknya, geber lagi dengan jalanan mulai menanjak, terlihat dari arah balik kendaraan lebih banyak jumlahnya, nampaknya mereka baru pada balik dari Dieng sementara kami baru datang..hihihi.

Sekitar jam 5 sore akhirnya kami sampai di lokasi Dieng, tepatnya di menara view lembah Dieng. Dari tempat ini memang ajib banget pemandangan ke bawah lembah, di sisi kanan Gunung Sindoro terlihat agak samar-samar tertutup awan, hanya menyisakan puncaknya. Kebayang kalau langit lagi cerah pasti perfect banget keindahan panorama Dieng dari ketinggian sini.

Saat lagi asyik-asyiknya mengabadikan momen sebelum gelap, ada bapak-bapak yang menawarkan homestay tempat menginap. Karena seperti gayung bersambut dan deal dengan harganya kami pun mengiyakan. Yo wis malam itu kami bermalam di homestay daerah Karangsari Dieng. Gila dinginnya suhu disini, jujur baru kali ini Elang merasakan suhu dingin yang sangat, tidur aja gelisah padahal sudah diselimuti dan pake jaket, dinginnya masih tembus, gilak. Wajar saja ketinggian disini sudah lebih dari 1800 meter di atas permukaan laut..

Last inilah catatan perjalanan di hari kedua, cukup berkesan dengan tontonan budaya masyarakat Jawa Tengah dalam memeriahkan hari kemerdekaan. Jauh banget dari suasana gemerlap Ibukota namun kekompakan masyarakat setempat masih begitu solid dalam memeriahkan HUT RI. Stay tunned untuk perjalanan kami di hari ketiga esok mas bro, dataran tinggi Dieng memang memiliki daya tarik yang khas, keren.


POPULER

6 Komentar

    • Pemandangannya memang bagus, cuman karena gak punya bakat fotografi kemarin gak maksimal mengabadikan momen2 yang ada. Btw awal agustus kemarin sempat terjadi es kata warga sekitar. Kalau malam bisa jadi suhu turun drastis 0° celcius

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*