Halo Biker, akhirnya kesampaian juga apa yang Elang pernah request untuk diadakan semacam kegiatan Safety Riding bagi Blogger beberapa bulan lalu ke AHM via HC3, melalui Main Dealer Sepeda Motor Honda area DKI Jakarta dan Tangerang, Wahana Makmur Sejati (WMS) mengajak Blogger Otomotif Jakarta untuk mengikuti pelatihan safety riding, ini baru kegiatan positif yang joss.
Elang cukup mengapresiasi gebrakan AHM wabil khusus kepada main dealer Wahana Makmur Sejati (WMS) Jatake yang mau mengajak memberikan pembekalan materi pelatihan safety riding kepada Blogger Otomotif. Memang selama ini blogger hanya kental dengan event-event seperti test ride, launching motor baru dan gathering saja. Ketika ajang test ride ya macem-macemlah gaya riding masing-masing blogger, yang namanya crash atau jatuh sudah pasti pernah mewarnai serangkaian sesi test ride selama ini. Ada yang jago bawa moge, begitu bawa matic ndlosorrr 😀 macem-macemlah. Nah harapannya dengan adanya kegiatan semacam ini bisa memberikan pembekalan ilmu safety riding ke Blogger, tentang bagaimana seharusnya teknik berkendara yang benar. Dan harapan akhirnya dari komunitas Blogger otomotif ini bisa menyebarkan virus-virus keselamatan berkendara ke pembaca/masyarakat.
Bagi Elang pribadi alhamdulillah ini adalah sebuah kesempatan berharga untuk menambah daftar referensi baru ilmu berkendara yang baik dan benar, ilmu akan semakin kaya dan dinamis jika banyak referensi-referensi yang didapat, jadi gak kaku hanya terpaku dengan satu mahzab istilahnya.
Nah penasaran gimana kegiatan pelatihan safety riding yang diberikan Honda ke Blogger, yuk simak ulasannya.
Acara yang semula bertema latihan safety riding dengan mencoba unit motor-motor baru Honda beralih fungsi kok jadi mirip acara Honda Big Bike Coaching Clinic 😀 karena hadirnya 2 Big Bike Honda CB650F dan CB500X menjadi daya pikat sendiri buat temen-temen Blogger gatel pengen nyobain track di Safety Riding Track Wahana Jatake.
Ohya pembukaan sesi awal teori dibawakan oleh senior Instructor Pak Siswanto, dibahas bagaimana dasar teknik mengerem yang benar, riding posture, safety gear. Disini diajarkan posisi mengerem yang benar adalah menggunakan 4 jari, walau berbeda dengan kebiasaan dan ilmu yang Elang dapat selama ini tentang pengereman cukup dengan 2 jari, bagi Elang ini hanya masalah perbedaan referensi sumber aja. Safety Riding Jepang mengajarkan 4 jari, sedangkan USA 2 jari, tinggal terserah mau pakai referensi yang mana, masing-masing punya alasan untuk safety.
Selain itu Pak Siswanto juga mengajarkan tentang rajin checkpoint (menoleh sekilas) setiap kali ingin bermanuver. Nah uniknya di safety riding ala Honda, kaca spion motor memang sengaja dicopotin semua untuk melatih dan membiasakan peserta untuk rajin checkpoint (menoleh sekilas).
Setelah blogger mengenakan perangkat safety gear yang dipinjamkan Wahana, sesi praktik pertama didemokan teknik pengereman. Dicontohkan bagaimana efek di motor jika hanya menggunakan rem belakang saja dari kecepatan 40kpj, wis dijamin ban ngepot sejauh hampir 20 meteran, dicoba lagi dengan kecepatan yang sama direm pake rem depan saja, wis hasilnya bisa ditebak motor stoppie sejauh kurang lebih 15 meter (lebih pendek), hanya profesional yang bisa mempraktikkan ini, kalau orang awam sudah bisa ditebak apa yang terjadi 😀 Baru kemudian didemokan pengereman yang benar dengan kombinasi rem depan belakang, hasilnya good motor berhasil direm sejauh 9 meter tanpa ada efek lock di roda. Disini seorang Instruktur memang harus bisa mendemokan baik pengereman yang salah maupun yang benarnya kepada peserta.
Sesi selanjutnya adalah latihan bersama, pertama dikawal mas Adi para Blogger dengan motor pilihannya masing-masing diajak mengenali track dulu. Wis Elang pertama mencoba si CB150R baru yang memang motor ini menjadi icon safety riding di trainingnya Honda. Aseli ketika ditekuk-tekuk menikung si CB150R cukup nurut. Overall di lintasan track Honda disini kualitas aspalnya cukup mulus banget sehingga Elang enjoy dan makin pede bermanuver bersama CB150R.
Dan sesi tukeran motor pun berlangsung, yap Elang langsung pinjam unit CB500X yang sudah diincer dari awal 😀 Sip coba manuver menikung bersama si X sensasinya memang beda, disini teknik distribusi bobot bener-bener kepake. Walau Instruktur mengajarkan posisi badan tetap sejajar dengan motor ketika melewati tikungan sempit U-turn, tapi mindset Elang tetap nyaman menggunakan teknik U-Turn ala motocross alias counter weight. Maklum dalam tikungan kecil yang kecepatan notabene dibawah 20 kpj, motor harus benar-benar rebah, setang ditekuk, posisi badan melawan arah tikungan. Kalau Instruktur yang mendemokan Elang melihatnya gas ditutup memanfaatkan momentum sebelumnya, dan ajib motor bisa melewati U-Turn sempurna dengan posisi badan sejajar. Layak dicoba tekniknya mas Adi 🙂 referensi baru euy.
Setelah puas meliuk-liuk dengan CB500X, ganti unit lagi Elang pinjam unit CB650F 4 silinder cuy, dari bobotnya aja motor ini sudah lebih berat dari CB500X sebelumnya, makin penasaran untuk mempraktekan menikung counter steering dan counter weight. Instruktur Adi menjelaskan kembali teknik U-Turn untuk Big Bike adalah masuk dari pinggir lalu tutup gas, momentum yang ada dengan RPM khas moge yang cenderung lebih tinggi sudah cukup untuk mendorong motor melewati tikungan U-Turn tanpa perlu digas, kontrol dengan bantuan rem belakang agak ditekan. Lagi-lagi ini masalah mindset yang sedikit berbeda dengan selama ini yang Elang dapat, melewati U-Turn gas harus dipantengi dibantu kontrol dengan rem belakang. Overall bagi Elang ternyata CB650F ini termasuk motor yang gampang dikendalikan, gak sesulit yang Elang bayangan sebelumnya.
Melihat demo slalom sebelumnya yang diperagakan Instruktur, objektifitas modul ini nampaknya bener-bener buat kompetisi, dimana lap time paling cepat dia yang terbaik. Terlihat sang Instruktur begitu cepat meliuk-liuk melewati slalom (zig zag)
Begitu juga ketika Elang melihat sekilas demo modul narrow plank (papan keseimbangan), disini objektinya adalah melatih keseimbangan pengendara, ketika banjir atau ditengah kemacetan tidak perlu turun kaki. Lagi-lagi di kompetisi sebenarnya, di modul ini siapa yang bisa paling lama berada di narrow plank, dialah yang terbaik, minimal motor bisa bertahan 30 detik di atas papan keseimbangan yang panjangnya hampir 10 meter ini.
Kembali di sesi praktik para Blogger, wis drama ketagihan mencobain 2 moge big bike Honda seolah gak ada yang bisa menghentikan selain ketika terdengar suara adzan Zuhur, tak terasa sepuluh lap muter-muterin track bersama big bike Honda sudah terlewati. Review Elang sekilas dari nyobain 2 moge berbeda ini, rasanya kalau mau pake moge buat harian kudu rajin fitness buat menjaga stamina mengendalikan bobot motor.
Last, sekali lagi Elang mengucapkan terima kasih kepada AHM HC3 wabil khusus ke Main Dealer Wahana Makmur Sejati (WMS) atas undangan dan mau mengadakan kegiatan yang luar biasa bermanfaat buat Blogger ini. Ini adalah ilmu mahal yang bermanfaat seumur hidup, masih jutaan lagi pengendara motor yang boleh jadi tidak pernah mencicipi ilmu ini, mudah-mudahan lewat Blogger dan ketika praktiknya langsung di jalanan bisa menyebarkan virus keselamatan berkendara di jalan ini, amin.
Video sekilas pelatihan
yang papan keseimbangan pakai motor biasa aja susah, apalagi moge ya.. gubrak kali 😛
https://imotorium.com/2016/04/23/safety-riding-blogger-bersama-wahana-honda-jakarta-seru-readers/
sebenernya justru lebih balance, sayang gw gak smpet praktekkin..
btw aertikelnya panjaaangg wkwkkw.. ada foto gw numpak blade, sdot aaah
makasih share pengalamannya om…elang