Cerita Etape keempat Road Warriors 2014, Bengkulu – Mukomuko

Road Warriors 2014

Halo Biker bro sis sekalian, lanjut perjalanan kami di hari keempat. Pagi itu setelah sarapan di hotel Santika Bengkulu, tim RW mulai bersiap-siap melanjutkan perjalanan hari ini yang insyaallah akan menuju Mukomuko. Tapi seperti keputusan kemarin, kita akan mampir dulu kebengkel Yamaha kota Bengkulu untuk memperbaiki matic milik Tyo.

Ohya saat menuju parkiran ada mas Andi yang dari komunitas Honda Bengkulu yang memperkenalkan diri membawa motor NMP modif. Jejeran parkir motor kami ternyata menarik bro Andi yang kebetulan ada acara di hotel yang sama untuk melihat full team RW.

Road Warriors 2014

Setelah semua full team ready, kami meninggalkan lokasi hotel menuju bengkel Yamaha, bro Andi sebagai biker lokal inisiatif menghantarkan kita ke lokasi. Ternyata tidak begitu jauh, hanya sedikit tersendat karena kemacetan.

Setibanya di bengkel Yamaha, setelah ngobrol sebentar bro Andi pun pamit untuk kembali ke hotel. Brotherhood terasa kental walau beda brand motor yang dipakai, good.

Roadwarriors04

Ternyata lagi-lagi motor si Tyo batal diperbaiki karena mungkin lama proses pengerjaannya. Sekalian motor bro Sodikin diganti filter udaranya dan ganti kanvas kopling, Byson Mouzza juga perlu diganti olinya. Asem semua motor sport R15 dan NVL dapet jatah oli supersport dari penyelenggara, sedang matic cuma bisa ngiri..ckckck

Setelah semua motor get ready, rombongan RW mulai melanjutkan kembali perjalanan etape keempat hari ini. Saat melintasi kota Bengkulu, road captain Deni Asmara yang memimpin mendadak melipir ke pinggir jalan, Elang yang tepat 2 motor berada di belakangnya sempat bertanya dalam hati ngapain berhenti? Ternyata eh ternyata sesosok Ibu keluar dari gang langsung memeluk Deni, alamak ternyata Ibunya Deni kangen ingin bertemu dengan Deni. Ohya Deni adalah asli anak Bengkulu memang, maksud Ibu ingin mengajak anaknya mampir dulu ke rumah, tapi Deni memberi isyarat kalau dirinya tak sempat untuk mampir ke rumah karena terbatasnya waktu tim RW. Duh Elang ikut terharu saat Ibunya memeluk Deni sembari mengeluarkan air mata. Diam-diam Mouzza yang berada di depan Elang juga menangis berkaca-kaca, waktu ditanya kenapa menangis, jadi inget Ibunya di Malang, jawabnya. Subhanallah Elang juga ikut terbayang Ibu sendiri yang juga jauh ada di Medan 🙁

Oke lanjut perjalanannya, rute Bengkulu – Mukomuko termasuk ekstrim, jarak kurang lebih 240km seolah paket komplit. Dari mulai cuaca yang mayoritas dipenuhi hujan, banyak jalanan rusak dan aspal berlubang. Tapi jujur kesusahan dan tantangan menghadapi medan berat yang masih asing terbayar dengan pemandangan tepi pantai yang indah, begitu juga dengan pemandangan hutan sawit yang selalu mengingatkan Elang seperti dejavu berada di kampung halaman Sumatera Utara.

Klimaksnya medan berat itu tiba saat menjelang pukul 5 sore, hujan begitu deras, kami dipaksa melewati jalan yang penuh lubang dan genangan air, pemandangan sekitar adalah hutan sawit, beberapa kali sebagian tim harus berhenti karena menunggu rekan yang lain ketinggalan di belakang. Langit semakin pekat dan hujan semakin deras memaksa jarak pandang semakin pendek. Motor hanya bisa melaju dikecepatan 20-30 kiometer per jam. Pelan namun pasti akhirnya rombongan bisa keluar dari jalur neraka nan gelap di tengah hutan sawit, hati ini langsung membathin, seandainya bukan karena penjagaan Allah, tak mungkin kami tim bisa lepas dari gelapnya medan berat di belakang yang telah kita lalui. Alhamdulillah ya Allah.

Menjelang memasuki kota Mukomuko, sekitar jam 20.00wib ada yang menjadi perhatian Elang saat melintas, tak sadar trek di depan ternyata adalah trek lurus sangat panjang dimana sebelah kiri langsung berbatasan dengan tembok-tembok penahan abrasi air pantai. Sambil kita memacu kendaraan dengan kecepatan 90kpj konstan tedengar di samping suara-suara hempasan ombak laut yang menerpa bebatuan. Sedikit terbayang kengerian melihat tingginya ombak yang samar-samar terlihat dalam kegelapan. Ya ampun sayang banget kita sampai daerah sininya malam, coba kalau masih terang atau katakanlah ketika senja, alamak cantik kalilah pasti tempat ini dengan geber motor di trek lurus di sepanjang tepi pantai yang luas dan panjang.

Akhirnya setelah melewati medan berat kita sampai di kota Mukomuko, alhamdulillah bosen dengan pemandangan sepi khas hutan Sumatera kini terlihat kehidupan kota kecil yang lumayan ramai seolah menyambut kedatangan kami.

Sesampainya di hotel semua tim bersih-bersih, mandi n sholat serta makan malam. Gak banyak aktivitas yang Elang lakukan selain langsung gedubrak ke kasur, karena besok masih tersisa 1 etape terakhir menuju kota Padang sebagai titik finish.

Oke bro sis, cerita hari keempat sampai disini dulu, stay tuned untuk etape terakhir besok.

2 Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*