Rutinitas Riding Jakarta – Cikeas, 35km dalam 3,5 jam.

Touring MX Strada

Well. lewat artikel ini EYD ingin share pengalaman berkendara saban hari khususnya tiap pulang kerja. Percaya atau tidak, setiap harinya pulang ngantor yang berjarak cuma 35km EYD harus tempuh selama 3,5 jam lebih. Hm..saat EYD merenung iseng-iseng hitung waktu tersebut setara dengan solo riding Jakarta – Sukabumi. Kok bisa selama itu mas, separah itukah kemacetan Jakarta saat ini? Bukan bro sis, mudah-mudahan sharing pengalaman bathin ini bisa menjelaskan.

Artikel ini  sebenarnya lebih ke sharing kepada pengunjung blog bahwa ternyata riding itu menyenangkan asalkan dilakoni dengan niat ibadah. Yup semua aktivitas apapun bagi yang Muslim kalau diniatkan ibadah akan membawa nuansa yang berbeda dibandingkan jika rutinitas sehari-hari dianggap sebagai beban atau tanggung jawab harian. Termasuk dalam konteks riding bersepeda motor juga EYD terapkan prinsip semata-mata menjalaninya ikhlas karena ibadah. OK cukup kata “Ibadah”nya sampai disini.

sarung muslim

Start dari kantor di kawasan Kuningan Barat pukul 17.00WIB, riding santai dengan kecepatan 60-80kpj mengitari Duren Tiga => Kalibata => Cililitan => Pusdikes Kramat Jati (lewat Halim). Jam biasanya sudah menunjukkan -/+ pukul 18.00wib sudah masuk waktu sholat Maghrib. Dengan kesadaran dan keikhlasan bathin coba mengarahkan MX Strada berbelok ke suatu mesjid untuk mengejar (berlomba-lomba) melaksanakan sholat fardhu Maghrib berjamaah. Dalam kamus EYD tidak ada namanya sholat sendirian, wabil khusus untuk kaum laki-laki adalah wajib hukumnya melaksanakan sholat fardhu berjamaah kecuali ada alasan yang memenuhi syar’i boleh sholat di rumah/sendirian.

Tak terasa setelah melakukan sholat berjamaah, berzikir dan melakukan sholat rawatib, waktu telah 30 menit berlalu menunjukkan pukul 18.30wib. Melanjutkan perjalanan dengan tempo kecepatan yang sama dalam waktu 30 menit biasanya sudah sampai di Cibubur atau kadang pilih rute Pondok Rangon. Jam menunjukkan sudah pukul 19.00wib sudah dekat waktu sholat Isya. Kembali MX Strada harus mencari lokasi mesjid terdekat untuk mengejar sholat fardhu Isya berjamaah.

Setelah semua kewajiban ibadah rampung tak terasa 30 menit sudah berlalu jam menunjukkan -/+ 19.30wib. Yo wis coba melanjutkan perjalanan untuk pulang ke rumah. Tapi kadang tubuh ini gak bisa diajak kerjasama, asal lewat dari jam 7 malam pasti perut sudah perih minta diisi gak boleh telat. Seperti ada lonceng yang mengingatkan untuk segera diisi (maag, red). Mau gak mau kalau tubuh EYD kalah, EYD mengalah untuk minggir ke jalanan cari ganjelan, ya biasanya somay/batagor cukuplah. Atau kadang kalau lapernya gak ketolongan, makan berat sekalian pecel ayam atau sate madura 😀

Keasyikan makan lupa kalau diri masih di jalanan, jam menunjukkan hampir pukul 8 malam. Tapi alhamdulillah tubuh sudah terasa fit karena sudah terisi. Di jam-jam inilah sambil menunggu selesai makan EYD melakukan aktivitas blog walking untuk mengetahui informasi-informasi apa saja yang terupdate di dunia permotoran..Btw pagi pun sebelum jam mulai kantor sebelum jam 8 EYD melakukan aktivitas blog walking yang sama.

Singkat cerita setelah melanjutkan perjalanan, EYD tiba di rumah rata-rata pukul 20.30wib. Hm..tak terasa 3,5 jam habis waktunya hanya untuk di jalanan, kadang bathin sering berpikir seandainya saja 3,5 jam itu berada di dalam mobil dan disupiri, pasti bisa melakukan banyak hal di waktu selama itu.

Tapi itulah catatan riding EYD yang mungkin bro sis lain juga ada yang punya pengalaman sama, bahkan bisa lebih alokasi waktunya. Mungkin akan ada yang berpikir, bah abang EYD ini apa gak capek tiap hari  berkendara selama itu saat pulang ngantor? Gak ada rencana pindah rumah? Gak ada rencana cari kerjaan lain yang lebih dekat?

Kedua opsi tersebut jauh-jauh EYD buang dari benak EYD, masalah pekerjaan prinsip EYD tidak terlalu menguber materi, namun dedikasi dan ibadah menjadi kata kunci dalam menjalani pekerjaan. Pesan EYD, jangan pernah resign dari suatu pekerjaan (wabil khusus bagi karyawan) jika pekerjaan sekarang masih mendukung dan memberikan waktu luang untuk kita bisa tetap beribadah. Karena mencari gaji besar banyak diluaran sana, tapi mencari perusahaan yang bisa menjamin untuk kita bisa istiqomah menjalankan ibadah sholat itu cukup sedikit. EYD bersyukur dalam hal ini, sekali dalam seminggu di mushola lingkungan kantor bisa menyempatkan mengikuti taklim ba’da zuhur.

Last, kembali ke judul artikel ini, jika dipikir-pikir hampir saja menemukan titik jenuh jika rutinitas ini tidak dilakoni dibarengi dengan iman dan keyakinan yang kuat. Ternyata selama berkendara selama itu EYD tidak mendapatkan keluhan rasa kantuk maupun capek. Mencoba budaya disiplin untuk konsisten selalu sholat berjamaah memberikan satu kekuatan dari dalam tubuh untuk tetap fit. Rasa kantuk hilang, rasa capek hilang yang ada tinggal kenikmatan berkendara. Bagi bro sis yang belum biasa melakukan kebiasaan sholat berjamaah saat riding, saran EYD cobalah dan rasakan bedanya setelah rutinitas itu dijalankan 40 hari 🙂

Silahkan dikomentari dan semoga bermanfaat bro sis.

20 Komentar

  1. wah lama sekali ya bro…kalau d Jawa Timur itu 3 jam Malang – Probolinggo,itu aja jaraknya mendekati 200 KM….

  2. jika 35km ditempuh 3,5 jam artinya 10km = 1jam, artinya kecepatan rata-rata 10km/jam, itulah yang saya rasakan waktu rumah di bekasi timur, rumah ke jakarta 33km, dapat diraih dalam waktu 1,5jam, heran….

    skrng jarak rumah ke kantor 12km, hanya 40-45menit, kalo saya tarik garis lurus waktu di malang, itu sama saja dari terminal gadang ke terminal arjosari +- 10km, ternyata jauh juga ya…waktu tempuh bisa 15-20menit

    • lama karena berhenti-berhentinya aja sih Mas, kalau berangkat paginya gak ada acara berhenti bisa 1,5 jam paling parah kalau macet 2 jam hanya untuk 35km

  3. 35Km dalam wktu 3,5 jam?? berarti jalanan macet bin padat.. ane jg braktivitas sejauh -+36Km paling lama 45 menit dgn kecepatan 60-80 btw nice share

  4. manteb bang, jangan sampe kalah sama SBY, kan sama2 cikeas #eh..

    btw bener juga bang pesan dalam artikel, Alhamdulillah di dalam lingkungan kerja saat ini, kita diberikan kebebasan sebebas2nya dalam beribadah (tapi kadang kita sendiri yang sering mengakhirnkan/menunda sholat berjamaah) (y)

    • hehehe..EYD sering juga mampir ke mesjid samping Puri Cikeas, berbondong-bondong berjamaah dengan pasukan paspampres

      iya mas, kembali ke kitanya yang gak memaksimalkan kesempatan yang diberikan oleh perusahaan untuk alokasi waktu beribadah.

      Hampir semua perusahaan memberikan kebebasan dalam masalah waktu sholat, tapi sedikit perusahaan yang bisa memberikan kebebasan waktu luang lebih banyak untuk staffnya bisa melakukan sholat berjamaah di awal waktu.

    • iya mas Heru, bikin artikel ini perlu ngalami sendiri pengalaman bathinnya, baru bisa ngeshare ke yang lain impresinya

      intinya ingin mengajak, jangan melihat siapa yang menyampaikan pesan, tapi bijak untuk melihat apa pesan yang disampaikan.

  5. bang eyd, ane bsa mnta alamat ente ga, klo bleh mnta nmr hp nya, ane pngn bngt sharing sma ente, ane btuh bngt mtipasi lngsng dr ente,,, klo bleh inbok aja ke fb aries poetra pasoendan ok ane tunggu loh…

1 Trackback / Pingback

  1. Kekuatan Istiqomah dalam bersedekah, rezeki datang dari arah yang tidak diduga-duga » Warung Sejutaumat

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*