Garansi Mesin 3 tahun OK, tapi tidak di 30.000km

Well, sepanjang perjalanan riding EYD asyiik melihat odometer MX Strada yang sudah hampir menyentuh 50.000km. Melihat-lihat kilometer, EYD jadi terbayang akan buku manual rata-rata sepeda motor yang dijual di Indonesia. Kalau gak salah di cover buku selalu tertulis “Garansi Mesin 3th atau 30.000km” Yaa walau ada beberapa seperti Yamaha memberikan garansi 5 tahun atau setara 50.000km itu hanya terbatas untuk silinder diasil dan forged piston-nya saja. Komponen mesin lainnya tetap sama 30.000/36.000km. Nah disini EYD ingin membahas 30.000km itu yang sepertinya perlu dikaji ulang.

30.000km 3 tahun berarti dalam setahun diasumsikan (oleh ATPM) setiap motor telah mencapai 10.000km. Ini nih yang menarik ingin EYD singgung. Yuk coba mari kita telaah lebih lanjut sambil berhitung. Bukan rahasia umum bahwa pertumbuhan sepeda motor di tanah air sangat sangat pesat yang menunjukkan kebutuhan setiap orang akan sepeda motor semakin tinggi karena kelebihan kemaampuan mobilitasnya yang tinggi. Nah sudah lazim di jaman sekarang para pekerja mengandalkan sepeda motor untuk sarana transportasi, tak peduli walau jauhnya jarak yang mereka tempuh.

Keadaan ini dipicu oleh semakin semrautnya layanan transportasi publik dan juga pertumbuhan kendaraan roda empat di jalan raya. Dengan ruas jalan yang tidak sebanding dengan pertumbuhan tersebut, maka banyak pemakai sarana transportasi publik maupun kendaraan pribadi roda empat beralih ke motor. Imbasnya saat ini motor menjadi tulang punggung sarana transportasi sebagian besar masyarakat di kota-kota besar khususnya di Jakarta. Nah dengan intensnya pemakaian sepeda motor maka secara linear pemakaian jarak tempuh sepeda motor setiap harinya pastilah bertambah.

EYD asumsikan dalam perhitungan sederhana, kita ambil contoh seorang biker yang kesehariannya menempuh jarak 20km dari rumah ke kantornya, PP anggaplah 40km, ditambah keperluan lainnya mondar-mandir di luar aktivitas pekerjaannya anggap 10km sehingga dalam sehari si motor telah menempuh jarak 50km. Coba kita hitung dalam sebulan 50km x 30 hari = 1500km, berarti dalam 1 tahun genap jarak yang ditempuh si motor kurang lebih 18.000km.

Nah kembali lagi ke garansi mesin yang disupport oleh ATPM untuk waktu 3 tahun atau 30.000km. Kalau melihat trend komuter rata-rata konsumen pekerja sekarang kok kayaknya 10.000km setahun itu sudah tidak make sense ya? Dengan hitungan sederhana tadi saja motor yang normal dipakai buat menunjang aktivitas pekerjaaan bisa menempuh 18.000km, jika dikalikan 3 tahun berarti 54.000km. Wow jauh banget selisihnya dengan 30.000km.

Melalui artikel ini EYD ingin mengetuk para petinggi ATPM yang berwenenang mengeluarkan ketentuan garansi hal ini bisa dikaji ulang. karena 30.000km itu bagi sebagian besar konsumen saat ini dengan mudah bisa dicapai hanya dalam waktu kurang dari 2 tahun. EYD kurang paham kenapa harus 30.000km, apakah memang kekuatan part-part dalam mesin hanya ideal seumur itu? Gak juga, EYD sudah hampir menempuh jarak 50.000km belum ada pretelan part di dalam mesin yang perlu diganti.

Last demi kepuasan konsumen tidak ada salahnya semua ATPM sepakat untuk merubah ketentuan batas garansi hingga 50.000km (3 tahun). Karena kondisi real di lapangan sudah tidak cocok dengan ketentuan batas garansi yang ada saat ini. Indonesia adalah pasar motor terbesar ketiga di dunia, yang artinya komuter dengan sepeda motor ini lebih sering ketimbang kendaraan atau angkutan lainnya. Imbasnya tentunya pencapaian jarak tempuh kilometer di setiap motor akan lebih cepat. Dan dengan bertambahnya batasan kilometer untuk garansi mesin, setiap pabrikan dituntut untuk memproduksi komponen mesin yang memiliki daya tahan lebih lama dan awet di masa yang akan datang. Ini harapan EYD selaku pemakai sepeda motor harian. Silahkan dikomentari bro sis.

10 Komentar

  1. Andaikata bukan 50.000 km per 3 tahun. Yah, minimal ditambahlah. Dari tempo dulu ampe sekarang masih tetep 30.000 aja, hehehe. Semoga didenger ma ATPM mas 🙂

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*