Definisi Motor Harian versi EYD

Menyimak ke tema artikel motor minggu ini dari beberapa blog referensi, sepertinya ada gelagat kurang kompak antara blogger yang satu dengan blogger yang lain dalam mendefinisikan sebuah motor harian, baik dari segi kepantasan maupun dari segi variabe-variabel yang menempel pada sebuah motor harian itu.

Simpelnya dalam pemahaman EYD, hanya ada 2 tipe penggolongan sepeda motor  gak lebih, yakni motor harian dan motor kompetisi. Jika kita memandang dari sisi fungsi dan penggunaan, kita cukup persempit semua tipe-tipe motor mulai dari bebek, skutik, sport ke dalam 2 tipe tadi agar tidak perlu bingung dalam menentukan ini motor cocok buat harian atau tidaknya.

OK mari pemahamannya coba kita buka, motor harian umumnya adalah sebuah motor standar dari pabrikan yang mana semua komponen dipilih dan sudah dihitung oleh insinyur pabrikan memiliki batas-batas kemampuan dan penggantian yang lebih lama dengan pemakaian normal. Artinya apa, cobalah perhatikan semua motor dari A-Z yang dikeluarkan pabrikan yang ada disini. Skutik, Bebek, Sport semuanya menggunakan komponen standar yang kekuatannya hanya “segitu” bahasa mudahnya. Komponen-komponen tersebut akan awet dan lama masa penggantiannya jika cara pemakaiannya tetap dalam batas-batas normal. Sebaliknya komponen motor-motor disini akan gampang dol jika pemakaian di atas normal, contohnya dibuat balapan di sirkuit atau melibas jalanan non aspal di hutan ala motocross padahal motor yang dipakai adalah motor bebek.

Nah yang kedua adalah jenis motor kompetisi atau balapan, jenis ini lahir dari semua tipe motor standar yang ada. Sebuah motor masuk kategori motor kompetisi jika telah dilakukan pengubahan komponen disana-sini untuk mencapai satu tujuan yakni berkompetisi di ajang balapan. Komponen standar diubah menjadi komponen kompetisi yang memiliki tingkat kekuatan di atas komponen standar, namun memiliki umur penggantian yang jauh lebih cepat. Mudahnya motor jika sudah menjadi motor kompetisi balapan, tidak akan mungkin cocok atau nyaman jika dipakai buat harian.

Dari dua penjabaran sederhana tadi sudah jelas bahwa semua motor khususnya yang ditawarkan ATPM di Indonesia ini diciptakan untuk dapat dipakai dalam kondisi normal alias harian. Kalau ada yang bilang loh motor ini kan stangnya dibawa yoke pasti pegel, enggak juga tingkat toleransi kepegalan orang itu beda-beda, tidak selalu yang nungging itu bikin pegal atau sebaliknya tidak selalu yang memiliki ergonomi tegak kalah cepat di straight sirkuit.

Jadi kesimpulan terakhir menurut EYD, sebuah motor dinilai pantas atau tidak pantas jadi motor harian itu sangat relatif, tergantung orangnya. Standar kita jangan dibawakan ke standarnya orang lain, gak akan sama. Mungkin karena dari dulu kita hanya dijejali ATPM hanya line up bebek dan skutik, jadi mindset konsumen kita menilai motor harian ya bebek atau skutik 😀 Gimana menurut mas bro 🙂

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*