Top Speed New Blade 86,6kpj? Itu Sudah Cukup

Beberapa hari kemarin sewaktu membaca postingan bro Rial Hamzah seputar top speed dari New Blade, EYD sedikit tersenyum membaca kolom komentar yang ramai pada menjudge bahwa motor ini penuh dengan bohong gara-gara top speed yang berhasil dicapai hanya maks. 86,6kpj, nah loh?

Mungkin EYD via artikel ini ingin memberikan gambaran lain tentang apa sih yang dicari dan dimau dari motor bebek kelas 110cc itu? Jadi tidak salah kaprah dengan pilihan motor terhadap ekspetasi dari penunggangnya akan motor itu. Well, kalau berbicara speed alangkah kurang bijak jika menempelkan variabel itu ke motor dengan kubikasi hanya 100-110cc, loh kenapa? Ya simplenya kalau mau berbicara speed di pasar ada banyak pilihan motor untuk memuaskan dahaga bikernya akan speed, contoh jika di produk AHM, kenapa tidak pilih CS1 atau minimal SupraX 125, atau di Yamaha kenapa tidak pilih MX.

Bagi EYD motor bebek kubikasi 110cc ini diciptakan pabrikan lebih untuk motor harian, dimana variabel-variabel irit, kemudahan perawatan, keawetan mesin (relatif) serta fungsionalitas ini yang lebih diutamakan. EYD sendiri punya pengalaman positif dengan produk SupraXX 100cc AHM dulu. Jadi begini, kakak kandung EYD punya SupraXX 100cc lansiran 2002, setahun kemudian EYD pun menyusul punya rezeki membeli motor Smash, tahun 2006 Smash kemudian dijual, saat itu EYD sudah tidak bersemangat karena mesin Smash sudah terlalu kasar dan boros pengeluaran karena setiap bulannya hampir ada aja yang diganti, padahal usia motor baru 3 tahunan. Nah 2008 EYD pulkam ke Medan, saat di Medan saya lihat motor kakak belum berubah masih tetap sama. Impresi yang mengejutkan terjadi saat EYD meminjam motor SupraXX tersebut untuk single touring ke daerah wisata Brastagi (ketinggiannya 2x Puncak Bogor bro) Ini motor bener-bener masih halus seperti baru aja, lalu ketika diajak nanjak ke Brastagi, subhanallah enteng bener, padahal saya berdua dengan boncenger. Waktu itu dalam hati berpikir, ampun mesin Honda alus bener, awet pula. Nah sepanjang perjalanan touring EYD cukup puas menggeber motor ini dikecepatan 80kpj, tidak menuntut lebih.


Foto: waktu touring ke Brastagi 2008, sayang supraxx nya gak kejepret

Jadi perihal topspeed untuk motor bebek kelas 110cc saya rasa cukuplah untuk harian digeber 90kph, tidak usah neko-neko nuntut lebih. MX EYD aja yang 135cc hanya saya batasi topspeednya dalam range 80-100kph saja. Tapi kan Blade desainnya sporty mas, pake cakram belakang lagi, mosok lemot sih. Halah, kalau itu gak usah ditanya, penambahan fitur RDB memang EYD rasa cukup berlebihan untuk sebuah motor 110cc, karena larinya motor segitu juga masih bisa ditahan oleh rem tromol sebenarnya. Jadi ini lebih ke faktor marketing, AHM pengen menambah nilai value untuk bebek ini agar penjualannya bisa menyaingi tetangga, ya udah deh akhirnya fitur RDB dan striping repsol pun digelar 😀

Last dengan uraian singkat ini, moga para biker tidak salah kaprah lagi dalam menanggapi isu New Blade yang mungkin tidak sesuai dengan ekspetasi mas bro sekalian dalam hal speed. Semua segment motor sudah ada di pasar, tinggal dipilih aja kok sesuai ekspetasi dan kantong 😀

Silahkan dikomentari.

11 Komentar

  1. yang namanya motor utilitas yang palign dikedepankan memang durabilitas. motor segala medan, waktu dan keperluan seperti itu bakal lucu kalau baru diajak jalan 3 tahun udah jebol.

    • perihal Smash EYD yang waktu itu 3th sudah kasar mesinnya, gak sepenuhnya kesalahan mesinnya, tapi kesalahan ridernya yang memang suka bawa motornya di rpm tinggi terus 😀 semua motor kl diperlakukan seperti itu juga jebol 😀
      makanya new MX yang sekarang diperlakukan lebih halus, walau sering mencapai 100kph, tapi itu didapat di rpm yang tidak terlalu tinggi

  2. abang EYD, gak bisa atuh ngebandingin SMASH ama SUPRA x 125,
    SMASH: stroke-nya pendek jadi memang gak handal di tarikan, tapi untuk mid-range to top speed bagus, trus smash adalah seri ekonomis jadi material penyusunnya murah2 jadi cepet rusak. kalau pengen yang performanya oke dan durabilitasnya oke pilih shogun 110 R (karakter stroke sama) top speed 120 km/jam untuk seri ramping, lalau 130 Km/jam untuk seri gendut/lawas/kebo (ini untuk sproket standar 14-36)
    SUPRAX: Stroke-nya panjang jadi maen stop n go oke, implikasinya buat nanjak juga oke, tapi untuk mencapai top speed (skitar 100km/jam) mesinnya bergetar hebat. lagian kapasitasnya 125 cc dan harganya pun lebih mahal dari smash.

    oya honda blade kalau kecepatannya memang benar cuma 80-an km/jam, mending jangan ada kata2 “true racing spirit” tapi “true economic spirit”, atau “economic compact comutter(supra fit)” eh supra fit nyampe 110 Km/jam lho dan durabilitasnya juga oke, jadi gmana donk…tetep saya harus bilang kalau “new blade” itu payang jika benar top speednya segitu

  3. iya udah liat juga, 115 km/jam top nya, tapi lama buat nyampe segitu lebih cepat “Honda Beat” yang positioning productnya bukan racing tapi “gaul”

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*