Mudik Lebaran 2011: Jangan Lagi Seperti Ini

Well, beberapa hari ke depan masyarakat kita terutama umat muslim di Indonesia akan melakukan tradisi budaya mudik atau pulang ke kampung halaman masing-masing dalam rangka merayakan Lebaran. Fenomena dari tahun ke tahun dapat dilihat jumlah pemudik yang menggunakan sepeda motor sebagai sarana transportasi untuk sampai ke tujuannya selalu meningkat.

Memang tidak dapat dipungkiri menggunakan sepeda motor sebagai sarana mudik adalah pilihan yang dapat menekan biasa cost transport pulang kampung di musim mudik dimana tarif-tarif sarana lainnya membumbung tinggi. Namun bagi pengendara yang akan merencanakan mudiknya dengan bersepeda motor ada baiknya memperhatikan hal-hal berikut untuk keselamatan jalan.

Pertama, jika sudah memiliki anak apalagi masih di bawah umur 2 tahun mohon dipikirkan kembali rencananya untuk bersepeda motor membawa anak balita. Anak usia segitu secara fisik belum kuat untuk dibawa perjalanan jauh > 200km diterpa hempasan angin, teriknya matahari dan dinginnya suhu sekitar saat datang hujan. Suami atau biker mesti membaca rintangan dan resiko yang akan dihadapi jika membawa anak balita. Perhatikan dengan membawa anak balita sudah pasti menambah barang bawaan yang akan membebani bawaan lainnya. Apakah bagasi motor anda mencukupi untuk itu?

Lalu berikutnya fenomena lain sering EYD lihat saat melakukan mudik, banyak EYD melihat sepeda motor yang dipaksa membawa banyak muatan barang berlebih ditambah jumlah penumpang yang tidak seimbang. Bayangkan seorang bapak mengendarai motor Supra F*t, membawa kedua anaknya beserta istri + barang-barang bawaan yang disumpel didepan dek bersama anaknya di depan, ditambah lagi ekstra bagasi buatan di sisi belakang yang EYD sendiri agak meragukan kekuatan kayu pegangan untuk barang itu.

Lalu fenomena lain, perihal pemakaian helm tidak sedikit pengendara motor yang sedang bermudik EYD lihat si istri (boncenger) hanya mengandalkan helm cetok. Saya kurang begitu mengerti dengan tingkat kesadaran mereka itu akan pentingnya helm yang layak, gak habis pikir aja perjalanan jauh > 200km hanya mengandalkan helm cetok, apa gak terpikirkan sebelumnya jika terjadi apa-apa, katakanlah motor menabrak lubang lalu terjatuh. Helm model cetok itu di kebanyakan kasus kecelakaan suka lepas sendiri loh, lalu kepala biker mo terlindung oleh apalagi? Selanjutnya banyak juga pengendara yang tidak memperhatikan keselamatan anak kesayangannya, dimana tidak dilengkapi dengan helm. Terlepas dari alasan anaknya tidak mau dipasangi helm, atau apapun alasan itu, keselamatan berkendara itu tidak dapat ditawar.

Last, kondisi yang ideal dalam bermudik menggunakan sepeda motor adalah cukup hanya membawa 2 penumpang, tidak masalah membawa 1 penumpang anak kecil tapi mesti sudah 5th ke atas. Jika terpaksa barang bawaan begitu banyak, ada baiknya kalau memungkinkan dititipkan ke saudara lain yang kebetulan mudik ke tempat tujuan yang sama tapi menggunakan sarana transportasi lain, jika tidak ada opsi kirim lewat TIKI atau sejenisnya itu lebih baik. Intinya buat kondisi motor dan biker tidak ekstra beban demi kenyamanan berkendara dan keselamatan di jalan hingga sampai di tujuan.

Demikian ulasan ringan ini mengambil fenomena-fenomena mudik bersepeda motor yang EYD amati selama ini, semoga tulisan ini dapat dibaca para calon pemudik yang kebetulan kondisinya cocok dengan apa yang EYD gambarkan di artikel ini untuk dapat direnungkan bersama-sama.

Semoga berguna.

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*