Ini beberapa kelebihan dan kekurangan dari Supra GTR 150 (Impresi Fisik)

Supra GTR 150

Review Honda Supra GTR 150

Halo Biker, Elang coba lanjut ulasan impresi Supra GTR 150 yang kebetulan hari Minggu kemarin ada kesempatan merasakan langsung riding muter-muter Jakarta bersama bebek super besutan AHM ini. Namun kali ini lebih ke sektor impresi fisik, gimana setelah melihat langsung Elang coba menyajikan secara subjektif penilaian pribadi terhadap beberapa sisi yang bisa dikatakan sebagai kelebihan juga mengulas sisi yang dianggap kekurangannya, monggo disimak.

Review Honda Supra GTR 150

Kita mulai dari kelebihannya dulu ya sobat, hal pertama yang Elang temukan di Honda Supra GTR 150 adalah dan mungkin sudah sama-sama tau, ukuran diameter shock depan sama besarnya dengan sport-sport Honda seperti CB150R, NMP, Verza yakni 31 mm. Sepengetahuan Elang di kelas bebek ini adalah diameter terbesar yang pernah diusung (CMIIW), agak lupa dengan Kawasaki Athlete apakah memiliki ukuran yang sama atau lebih kecil. Diameter shock depan yang lebih besar tentu memiliki kinerja peredaman getaran lebih baik ketika melewati jalanan bergelombang, apalagi didukung ban depan besar berukuran 90/80-17.

Review Honda Supra GTR 150

Lanjut menilik ke bagian bawah, desain cover engine dibuat lebih maksimal untuk mengurangi cipratan kotoran ke mesin, namun tetap menyisakan rongga yang cukup untuk jalan sirkulasi udara ke area mesin.

Review Honda Supra GTR 150

Berpindah ke sisi pijakan kaki pengendara, jujur untuk kelas bebek model seperti inilah yang paling ideal menurut Elang. Tidak seperti model bebek konvensional yang menyatu dengan blok mesin bawah, di Supra GTR 150 pijakan kaki dikaitkan langsung dibaut ke rangka, jadi menambah kepercayaan diri ketika dipakai riding sambil berdiri ala adventure. Gak takut lagi baut yang dibawah mesin rompal karena keseringan gaya riding berdiri (walau sebenarnya jarang terdengar terjadi).

Tuas persneling pemindah gigi juga didesain pas buat kenyamanan sebuah bebek super, gak perlu mencongkel terus ala motor sport, ada opsi pijak belakang. Selain itu melihat spek Supra GTR 150 ternyata ground clearancenya lumayan tinggi 150 mm, cocoklah buat menerabas jalanan pedesaan non aspal.

Review Honda Supra GTR 150

Berpindah melihat bagian kolong spakbor belakang dekat monoshock, walau gak mengaplikasikan spakbor model kolong namun desain yang dibikin AHM cukup baik dengan menambah pelindung monoshock dari cipratan roda belakang.

Review Honda Supra GTR 150

Lanjut lagi ke area gear belakang, Supra GTR 150 juga dilengkapi dengan chain stopper di gear belakang untuk keamanan ketika terjadi rantai putus saat berkendara. Istimewanya desain chain stoppernya memiliki rongga cukup lega untuk bisa dimasukkan kunci gembok sehingga rantai bisa digembok. Kalau dibandingkan chain stopper yang ada di MX King, punya King celah chain stoppernya terlalu sempit sehingga rantai gak bisa digembok.

Okey sekarang kita masuk ke beberapa kekurangan yang ada pada Honda Supra GTR 150 dari segi impresi fisik.

Review Honda Supra GTR 150

Yang pertama motor ini benar-benar tidak menyediakan ruang bagasi sama sekali, bahkan untuk menaruh tool set aja belum tentu bisa, apalagi jas hujan. Jadi bagi sobat yang ingin nyaman berkendara jauh (touring) dengan GTR 150 ini, nampaknya top box menjadi aksesoris wajib untuk langkah modifikasi awal.

Review Honda Supra GTR 150

Lalu material body Elang rasakan kok terkesan kurang istimewa ya, ketika ditekan gampang melengkung seperti terbuat dari bahan plastik. Beda bangetlah kalau dibandingkan dengan fairing MX Strada ataupun MX King yang lebih kokoh ketika diketuk. Untuk baut-bautnya sendiri masih menggunakan baut biasa, walau ada beberapa biji di dek tengah menggunakan baut L, kenapa ya gak pake baut L semua biar lebih sporty keseluruhan.

Supra GTR 150

Yang terakhir mungkin jok, memang agak keras terasa, tapi ketika Elang coba riding hampir total 2 jam efektif keliling Jakarta kemarin belum sampai sempat merasakan gangguan di sekitaran bokong. Mungkin bagian ini relatif tergantung size pengendaranya, kalau berbobot gede mungkin iya akan terasa gak nyaman riding agak jauhan dengan desain jok seperti ini.

Okey sobat ini dulu yang bisa Elang tuliskan, tulisan ini murni menurut apa yang Elang lihat dan rasakan sebagai sesama pengguna bebek super dari tetangga sebelah. Kalau soal desain kembali masalah selera masing-masing, namun untuk performa standar Supra GTR 150 ini sudah lebih dari cukup untuk diajak riding dalam kota maupun touring, tenaganya ngisi terus rata euy.

Baca juga artikel pilihan ElangJalanan.NET

  1. Masih belum dikatakan “keren” jika bawa motornya masih seperti ini
  2. Catatan Perpanjang STNK 5 tahun dan Ganti Plat di SAMSAT Jakarta Timur
  3. Review Ban Corsa Platinum R99, memang ajib buat cornering
  4. Apresiasi untuk bengkel resmi yang buka hari Minggu
  5. Masih bingung dengan aki kering New Jupiter MX, awet bener..
  6. Cairan Anti Bocor di Ban Tubeless? Lebih baik enggak deh..
  7. Jawaban tentang kontra kenapa jari tidak boleh standby di rem depan
  8. New Honda BeAT Street eSP hadir, cocok nih buat anak muda yang ekspresif
  9. Mencoba belanja ban di PROBAN Motoparts, harganya lebih murah dari sebelah ternyata
  10. Pembenaran kebiasaan melipat kaca spion di motor fairing? Bisa jadi karena…

13 Komentar

  1. Kalau mau eksperimen netral, coba sampeyan ambil kreditan 1 satria FI, 1 supra gtr dan 1 mx-king, lalu pake 1 bulanan, bandingkan hasilnya. Pasti supra gtr yang paling duluan dibalikin ke dealer karena mesin klotok2 dan body getar2. Satria memang mesinnya lebih halus dan powernya lebih nendang di putaran atas, tapi kalau kemana2 pasti lebih nyaman naik mx-king karena posisi duduk tegak, jok lembut dan mesinnya lebih torquey buat stop n go di kemacetan.

  2. Dari segi desain body, mx king lbh unggul atau bahkan dibandingkan dengan new mx 135 msh bagusan mx135…
    Klo dari segi performa, GTR memang lbh unggul..
    IMHO

  3. oh iya elangjalanan masukan dikit, untuk shock depan bebek kawasaki athlete aplikasi ukuran 30mm tetapi sejak keluarasn athlete Pro 2015 ukurannya menjadi 26mm, sungguh disayangkan

  4. kalau menurut saya :
    kelebihannya bentuk fisiknya OK, head lamp LED, ban gambot, shock depan lumayan bagus, pelek puturistik
    kekurangannya :
    – shock belakang sangat keras getaran terasa sampai punggung sakit
    – motor ga bisa pakai pelan nyendat-nyendat seperti mau mati
    – finishing kasar (terutana pengelasan rangka)
    – power ga merata maunya kenceng saja
    – mesinnya kasar

    • Suyono, SH : betul 100% pak,
      minus dari kerasnya shock belakang ditambah kerasnya jok buat badan cepat lelah, (padahal konsep turing).
      * + power cocok untuk turing dan sedikit menanjak, – saat landai di perkotaan seperti mau mati
      *pada kunci +secure key shutter langsung otomatis menutup pada saat mengunci stang, – lepas kunci untuk membuka jok pada saat isi bensin, dan letaknya agak rendah
      plus plusnya, dari honda selalu memberikan helm legendaris TREX-3 sebagai hadiah untuk mem”pelopori keselamatan berkendara”

  5. sekedar info aja, bunyi klotok-klotok itu dari LAT yang pake produk dari CB lama (info dari mekanik), silahkan klaim ke AHASS untuk di ganti dan gratis, saya sudah lakukan dan sudah sebulan ini bunyi klotok-klotok ga ada lagi.
    tks

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*