Cat Funeral & Kemacetan di jalan

Cat Funeral

Kalau lihat kondisi lalu lintas di ibukota mendekati jam buka, sekitar pukul 17:00 – 17:45 itu super seru, maklum sudah mendekati jam buka, mungkin ingin berbuka yang nyaman dengan keluarga dan dilanjutkan beribadah. Yang akhirnya, di jalan karena sama-sama terburu-buru malah jadi timbul napsu, ingin dapat prioritas. Saya sebagai non Muslim tidak berpuasa, tidak ada keinginan extra untuk cepat-cepat sampai di rumah. Tapi tentu kalau di jalan pada napsu, saya juga jadi ikut bernapsu pula, di sodok, kesel lah, balas sodok lagi. Yang akhirnya saya pun jadi bawa sruntulan dan berkontribusi sebagai penggagunggu ibadah umat Muslim menjalankan puasa, untuk itu mohon maaf.

Ada satu cerita waktu dulu bersama kantor lama sedang menjajaki kerjasama dengan NTMC Polri, ada teman yang nge fans sama polwan disana, yang memang paling cantik laaah. Kami kesana untuk meeting koordinasi, harapan si teman adalah untuk sekedar bisa foto bareng. Sampai kesana si polwan sasaran sedang tugas, kita meeting. Ya sudahlah, sampai selesai meeting dan balik menuju ke mobil pun tidak nongol juga si polwan. Sebelum menuju pulang, melihat jalan yang macet, sebagian dari kami memutuskan untuk ke rest room dulu, daripada kebelet di jalan. Lah selesai dari rest room, di dekati si polwan, malah ditawari foto bersama oleh si polwan… Rejeki nggak kemana lah kata orang, bener juga. Nggak selamanya cepat-cepat itu lebih baik.

OK hubungannya apa dengan Cat Funeral?
Cat Funeral adalah film drama Korea, ceritanya ada pasangan muda yang live together gitu lah, mereka memelihara seekor kucing dan akhirnya pasangan tersebut pisah, karena faktor yang perempuan sih menurut gw, tapi memang komunikasinya kurang jalan. Setahun setelah pisah, mereka bertemu kembali, untuk menguburkan kucing mereka yang meninggal dan sampai terpaksa bermalam di sebuah pulau. Sepanjang film isinya adalah flash back yang tidak runtut, dimana penonton diajak merangkai cerita, mulai dari pertama kali pasangan tersebut bertemu, jalan – pacaran, hingga akhirnya pisah yang betul-betul menyedihkan. Ini feelsnya gede banget, film drama Korea karena sama-sama Asia memang terasa lebih menyentuh dan menyakitkan. Tapi kembali lagi, memang sudah jalannya. Endingnya tidak bisa di lukiskan dengan kata-kata, ini bukan film cengeng, tapi endingnya pedih, tegar, happy, a new beginning, memang sudah jalannya.

Selesai film, waktu tidur melihat isteri yang sudah tidur, saya merasa sangat-sangat bersyukur, saya bertemu dengan isteri saya waktu kuliah. Sebetulnya saya pernah apply di salah satu Universitas Design dan tidak diterima, kemudian akhirnya mengambil jurusan lain di universitas lain dan bertemu dengan isteri. Walau mungkin pelajaran dari kuliah tidak begitu terpakai, bisa dikatakan full design grafis yang akhirnya saya pelajari setelah selesai kuliah. Tapi saya rasa memang jalan hidup saya harus lewat sana, katanya God works in mysterious ways, kita nggak tahu apa jalan yang di Atas terhadap kita, tapi ya selalu bersyukur dan yakin saja kalau sudah ada jalannya kok! (Saranto)

pic: abelpetrus.wordpress.com
pic: abelpetrus.wordpress.com

1 Komentar

  1. Yoi bro, saya setuju. Saya jg amat bersyukur, krn bagi saya jalan yg dipilihkan oleh Tuhan itulah yg terbaik bagi saya. Kita gak pernah tau apa rencana yg Tuhan susun buat kita, tapi yakinlah dgn iman bahwa rencana Tuhan adalah yg terbaik buat kita, amin…

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*