Review pemakaian harian Yamaha YZF R25 by Elang Jalanan

Yamaha YZF R25

Halo Biker, Elang coba sempatkan menulis review singkat pemakaian Yamaha R25 yang beberapa waktu lalu sempat menemani Elang wara-wiri selama seminggu di kota Medan dan juga touring luar kota di Sumatera Utara. Dulu awal launching R25 di Ancol Elang juga sudah pernah menulis icip-icip impresi riding bersama Yamaha R25, namun namanya juga icip-icip belumlah lengkap feel yang dirasakan.

Unit review adalah motor milik main dealer Yamaha Alfa Scorpii Medan, motor sudah ber-STNK alias plat hitam. Sejatinya ini adalah motor display milik dealer, hanya dikeluarkan jika ada event-event promosi di kota Medan. Pantes aja kilometer di odometer masih kecil bingit 1200 km padahal usia motor sudah hampir 2 tahunan. Kata orang dealernya ini motor gak pernah jalan jauh mas Endrik… baru mas Endrik aja yang bawa jauh ini motor…ckckck..lumayan 600 km lebih Elang nyumbang jam terbang si R25 yang velgnya sudah direpainting warna gold, lumayan keren.

Okey kita mulai bahasan reviewnya, sebelumnya perlu digaris bawahi disini, reviewnya adalah dari kaca mata Elang yang sehari-harinya adalah pengguna motor bebek sejati 😀 Jadi maaf kalau reviewnya jauh dari komparasi dengan kompetitor yang sekelas. Impresi pertama saat duduk di jok R25 yang empuk ini adalah sama seperti impresi 2014 lalu ketika nyobain R25 di Ancol, bodynya enteng gak seberat Ninja 250 FI, radius putar setang juga cukup lebar sehingga kalau diajak manuver selap-selip di jalanan perkotaan masih pede, hanya beda tipis dengan feel manuver setang motor-motor di kelas naked.

Coba menyalakan mesinnya dengan terlebih dahulu memastikan tombol engine offnya dalam posisi ON, lalu pencet tombol starter. Suara stereo yang terdengar agak keras walau knalpot standar terdengar membahana, ow tapi Elang belum geber hanya sebatas putar hingga 6.000 rpm buat melancarkan sirkulasi oli, karena motor ini jarang dipakai.

Setelah pamitan dengan pihak dealer, coba tarik kopling untuk mulai masuk gigi 1, koplingnya asli enteng banget seenteng kopling MX Strada, masuk gigi 1 terasa lembut. Ketika coba lepas kopling mulai terasa torsi 2 silinder Yamaha ini begitu kuat mendorong motor untuk melaju. Ketemu lampu merah pertama, coba memindahkan ke gigi Netral juga terasa gampang. Wis udah jadi satu modal buat si motor mudah digunakan (easy to ride) kalau begini mah. Soalnya Elang paling kesel kalau nyobain motor yang susah banget Netralnya.

Jalanan kota Medan siang itu kebetulan sedikit macet, sudah berjalan 15 menit macet-macetan hawa panas dari mesin 2 silinder R25 mulai merambat naik. Hm..mungkin Elang belum terbiasa aja dengan panasnya mesin 250cc 2 silinder, jadi impresi pertama kaget ketika macet langsung berasa agak panas di selangkangan. Elang perhatikan indikator panas sudah 3 bar, sepertinya masih batas wajar.

Tapi ketika sudah lepas dari kemacetan, hawa panas langsung cepat hilangnya, tapi indikator suhu tetap 3 bar gak berkurang. Coba selap-selip di jalan Brigjend. Katamso Medan yang gak terlalu lebar, R25 cukup enak handlingnya. Ini motor 250cc tapi handling lumayan enteng, bikin pede pemakainya, bener-bener easy to ride.

Ohya dalam seminggu pemakaian kemarin Elang gak agendakan test performa, karena sudah cukup tau performa maksimal Yamaha R25. Yang mau Elang share cukup impresi gimana sebuah motor sport fairing 250cc twin cylinder kalau dipakai harian. Maka selama pemakaian kemarin RPM hanya Elang coba sampai 8.000 rpm saja di setiap giginya, sudah lebih dari cukup untuk merasakan kenikmatan berkendara bersama R25 ini.

Lalu apa saja kelebihan dari R25 ini yang bisa disimpulkan setelah intens dipakai selama seminggu. Yang pertama paling terasa adalah torsinya, dengan RPM rendah saja sudah cukup mendorong si motor untuk melesat kuat. Stabilitas frame juga mantap, ketika touring Prapat coba rasakan sensasi 120 kpj, motor tetap antep gak goyang, dan boncenger juga masih merasa nyaman gak ada perasaan ngeri. Dari sektor performa ini Elang merasakan R25 ternyata enak juga dipakai touring, apalagi kalau riding posisi solo gak berboncengan, mau sejauh apapun gak ada rasa capek mengendarainya, ini subjektif penilaian Elang sendiri, gimana MT yakk… 😀

Sisi pengereman Elang nilai cukup mumpuni, sangat pakem untuk menghentikan laju motor dari kecepatan sedang yang Elang coba. Sesekali melakukan pengereman kuat dari kecepatan sedang, maka badan serasa terdorong kuat ke depan karena sisa momentum gaya dorong dari torsi motor yang gede.

Suspensinya masuk kategori empuk dan nyaman ketika melibas polisi tidur, namun ketika dicoba cornering tipis masih cukup pede melibas tikungan di rute Prapat.

Lalu kekurangan yang dirasakan dari R25 ini apa saja? Mungkin hanya panas mesinnya saja yang seperti Elang utarakan di awal kurang bersahabat jika dipakai buat motor harian wara-wiri di jalanan perkotaan. Tapi jika dicompare dengan CBR250, Ninja 250 FI panasnya 11-12 lah, namanya juga mesin 250cc. Namun walau demikian R25 yang Elang coba suhu panasnya jarang menyentuh 4 bar, pernah ketika macet banget di kota Medan, indikator menyentuh 4 bar sebentar lalu kembali lagi ke 3 bar. Ketika dipakai touring Bahorok dan Prapat juga panasnya stabil di 3 bar.

Yang kedua lebih subjektif buat kenyamanan pembonceng, ketika melewati jalanaan rusak berlubang di perkebunan misalnya, kenyamanan pembonceng menjadi berkurang drastis akibat jok pembonceng yang keras. Nampaknya boncenger harus bawa bantal kalau mau buat touring jarak jauh lebih nyaman 😀

Overall kalau R25 ini berada di tangan anak muda yang lebih sering riding solo tanpa bawa keluarga, Elang yakin R25 adalah motor yang paling enak di kelasnya. Motornya enteng, tenaganya powerful, handling mantap, riding posturenya tidak terlalu nunduk sehingga tetap nyaman dipakai jarak jauh. Tapi kalau sudah berbicara bawa keluarga sebagai boncenger, seri MT nampaknya pilihan paling pas, kapan ya Yamaha facelift tampilan MT-25 current? Masih sabar menunggu…

Kira-kira demikian review singkat Yamaha R25 dari sudut pemakai motor bebeker’s sejati, semoga bermanfaat.

7 Komentar

  1. panas mesin emang sama dgn ninja 250fi, cuma bedanya corong fan radiator ninja 250fi menghadap kebawah jadi gak bikin pengendara gerah/panas alias lebih nyaman saat macet2an, asal pake sepatu krn kl kaki lagi napak ketanah semburan hawa panas fan radiator langsung berasa menyengat area mata kaki kebawah.

  2. Cuma sayang desainnya itu.adduh..gimana ya. Coba desainnya sama waktu iklan pertama yg dibawa Rossi, cakep baby M1. Kalo yg sekarang.. aduh gimana ya. Saya rasa masih cakepan ninja.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*